SISTEM SIRKULASI DARAH DAN KONTRAKSI
JANTUNG PEREDARAN DARAH PERIFER DAN FUNGSI OTAK DAN INTEGRASI OTAK
Rahma
Ningsi*,Rahmi Syamsuddin **
*Peserta
Praktikum Dasar Fisiologi Ternak, Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin
**Staf Asisten
Laboratorium Dasar Fisologi Ternak, Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin.
ABSTRAK
Praktikum ini bertujuan untuk
melihat Sistem Sirkulasi Darah untuk melihat sistem peredaran darah pada arteri dan vena pada katak. Rangsangan dan
Kontraksi Otot Jantung bartujuan untuk
melihat bagaimana kontraksi pada jantung katak terhadap berbagi perlakuan yang
diberikan. Aksi Integrasi Saraf
bertujuan untuk mengetahui keseimbangan aksi pada tubuh dari pengaruh perlakuan
yang diberikan. Fungsi Otak bertujuan untuk melihat bagian-bagian
otak dan memahami fungsi dari bagian-bagian tersebut, Pada Sitem Sirkulasi Darah yaitu terlihat
pembuluh darah arteri yang berbentuk kecil serta aliran darah lebih terang dan aliran keluarnya jantung. Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini antara lain mikroskop,
papan, penusuk katak, garisan, jarum pentul, NaCL 0,6 %, benang, tissue,
pinset, gunting, katak hijau, dan air. Denyut jantung yang dihasilkan pada saat kontraksi jantung keadaan normal adalah 90/menit dan pada saat perikardiumnya dilepas adalah76/ menit, dan pada saat diikat stanius I 75/menit, dan pada saat diikat stanius II yaitu 90/menit. Katak yang normal sikap badan,gerak spontan,keseimbangan badandan
frekuensi nafasnya baik dan kemampuan
berenang masih baik. katak
yang normal semua aktivitasnya baik tetapi setelah diberikan perlakuan spinal
maka aktifitas katak tersebut tidak akan baik lagi walaupun masih dapat
beraktivitas tetapi tidak sempurna lagi, dan pada perlakuan decebrasi semua
aktifitas katak tidak aktif lagi. Frekuensi
denyut jantung pada katak setelah dilepas jantungnya dan diletakkan di dalam gelas arloji yang berisi NaCl
0,1% yaitu 14 kali/menit.
Kata kunci : Katak Hijau, kontraksi jantung, Spinal dan Decebrasi
PENDAHULUAN
Setiap
organisme melakukan metabolisme, baik organisme uniseluler maupun multiseluler.
Metabolisme berlangsung didalam setiap sel makluk hidup dan untuk itu
diperlukan bahan-bahan untuk berlangsungnya proses metabolisme dengan lancar.
Sel-sel mendapat suplai makanan atau bahan-bahan dari luar tubuh dan
dihantarkan ke setiap sel melalui sistem sirkulasi.
Jantung berfungsi sebagai pemompa darah.
Karakteristik fisiologis otot jantung dicirikan oleh beberapa sifat fungsional
jantung yaitu eksitabilitas yaitu kemampuan jantung untuk berkontraksi bila
mendapat rangsangan dengan intensitas yang cukup besar, daya hantar yaitu
kemampuan jantung untuk merambatkan impuls, daya kontraksi yaitu kemampuan
jantung untuk berkontraksi, keotomatisan yaitu kemampuan jantung untuk
berdenyut dengan sendirinya tanpa ada impuls yang datang dari luar jantung.
Tanpa adanya jantung yang senantiasa memompa darah
maka proses peredaran darah tidak akan mungkin dapat berlangsung. Dan otak
merupakan jaringan yang memliki peranan yang sangat penting dalam tubuh karena
merupakan pusat koordinasi seluruh aktivitas dalam tubuh makhluk hidup (Dwiko,
2013).
Katak adalah binatang amfibi
pemakan serangga yg hidup di air tawar atau di daratan, berkulit licin,
berwarna hijau atau merah kecokelat-cokelatan, kaki belakang lebih panjang dp
kaki depan, pandai melompat dan berenang (KBBI).
ALAT DAN BAHAN
Alat
yang digunakan dalam praktikum ini terdiri atas mikroskop, papan preparat katak,
jarum pentul, pipet tetes, gunting, ember, jarum preparat, pisau bedah
(scalpel), dan stopwach
Bahan
yang digunakan yaitu katak, NaCl 0,6%, air, dan benang.
METODE PRAKTIKUM
A. Sistem
Sirkulasi Darah
Merusak
otak dan sumsum belakang kodok dengan menusuk pada bagian foramen occipitale
kemudian membentangkannya di atas papan preparat. Setelah itu membentangkan selaput pada salah
satu kakinya dan melihatnya di bawah mikroskop.
B.
Rangsangan
dan Kontraksi Otot Jantung
Untuk urutan rangsangan dan kontraksi
otot jantung, pertama-tama merusak
otak kodok dengan menusuk foramen occipital kemudian membaringkannya
secara terlentang di atas papan preparat dengan menggunakan jarum pentul. Setelah itu, membuka dadanya hingga
jantungnya terlihat. Kemudian menghitung frekuensi jantung
permenit serta mempelajari bagian-bagian jantung.
Untuk ikatan-ikatan stanius, dengan jantung yang sama
tadi kita membuat ikatan stanius I dengan cara mengikat longgar dengan
menggunakan benang antara sinus venosus dan atrium
kemudian memperhatikan kontraksinya.
Setelah itu kita membuat ikatan stanius II dengan ikatan
longgar antara atrium dan ventrikel lalu memperhatikan kontraksinya. Selanjutnya membuat kembali ikatan seperti
tadi dengan ikatan keras dan menghitung frekuensi denyut jantung permenit.
C. Aksi Integrasi
Saraf
Mengamati reaksi-reaksi pada
katak normal, seperti keseimbangan, reaksi terhadap pengangkatan papan
tiba-tiba, reaksi terhadap papan dengan kataknya, kondisi kelopak mata, sikap
badan, gerakan-gerakan spontan, cara mengembang dan berenang di air, dan frekuensi
nafas.
D. Fungsi Otak
Mengamati reaksi-reaksi pada
katak normal, seperti sikap badan (postur), gerakan-gerakan spontan,
keseimbangan badan (refleks bangkit), kemampuan berenang, dan frekuensi
nafas. Kemudian mencatat hasil dari pengamatan tersebut.
Untuk katak spinal, merusak otak katak dengan menusuk
foramen occipitale atau medula oblongatanya. Setelah itu
melakukan perlakuan seperti pada keadaan normal tadi dan mencatat hasil
pengamatan tersebut.
Untuk decerebrasi, dengan menggunakan katak yang sama
kita memotong otak katak secara melintang menurut suatu garsis yang
menghubungkan tepi-tepi anterior dan kedua gendang telinga (membran tympani
yang terletak di belakang dan di bawah kedua mata). Setelah itu memberikan perlakuan seperti
halnya prosedur sebelumnya dan mencatat hasilnya.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
LABORATORIUM FISIOLOGI TERNAK
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2013
|
|
Preparat :
Katak
Perbesaran : 40X
|
A.
Rangsangan dan Kontraksi Otot Jantung
Tabel 1. Rangsangan dan Kontraksi Otot Jantung
LABORATORIUM FISIOLOGI TERNAK
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS
HASANUDDIN
MAKASSAR
2013
|
|||
Kontraksi
jantung
|
|||
Normal/menit
|
Pericardium dilepas/menit
|
Stanius I/menit
|
stanius II/menit
|
90
|
76
|
75
|
90
|
Sumber : Data
hasil pratikum Fisiologi Ternak,
2013.
Berdasarkan tabel 1 diatas dapat diketahui bahwa
denyut jantung yang dihasilkan pada saat kontraksi jantung
pada keadaan normal adalah 90/menit dan pada saat perikardiumnya dilepas
adalah 76/menit, dan pada saat diikat stanius I 75/menit,
dan pada saat diikat stanius II yaitu 90/menit. Adanya perbedaan dikarenakan ikatan longgar lebih lama dalam
menghalangi terjadinya peredaran darah sehingga frekwensinya lebih besar
sehingga bisa disebut output jantung, dimana output jantung merupakan sejumlah
darah yang dipompa per unit waktu tergantung pada frekwensi denyut jantung Hal ini sesuai dengan pendapat Sonjaya (2010), yang
menyatakan bahwa output jantung merupakan jumlah darah dipompa per unit waktu
yang dipengaruhi oleh faktor volume adanya jantung lebih besar dalam
peningkatan output jantung.
B. Sistem Sirkulasi Darah
Gambar
1. Sitem Sirkulasi Darah
Sumber :Data
Hasil Pratikum Fisiologi Ternak,
2013.
Berdasarkan gambar 1 dapat terlihat pembuluh darah
arteri yang berbentuk kecil serta aliran darah lebih terang dan aliran
keluarnya jantung. Hal ini sesuai dengan pendapat
Sonjaya (2010) bahwa arteri adalah pembuluh darah yang keluar dari jantung
menuju kapiler. Bentuk bercabang-cabang dan mempunyai ciri-ciri yaitu ukurannya
lebih kecil dari vena, cairan yang ada di dalamnya
kaya oksigen tapi miskin CO2 sehinga warna darahnya labih terang.
Peredaran darah pada katak tergolong dalam
peredaran darah tertutup. Hal ini sesuai dengan pendapat Suripto (1998) bahwa
pada system peredaran darah tertutup, darah mengalir sepanjang rangkaian
pembuluh darah arteri menuju ke vena melalui kapiler.
C.
Rangsangan
dan Interaksi Saraf
Tabel 2. Rangsangan dan Interaksi Sel Saraf
Perlakuan Normal
|
Keseimbangan badan +++
|
Frekuensi nafas +++
|
Sikap badan +++
|
Gerakan spontan +++
|
Kemampuan berenang di air +++
|
Sumber : Data
hasil pratikum Fisiologi Ternak, 2013
Berdasarkan data pada tabel 2 maka dapat
diketahui bahwa katak yang normal sikap badan, gerak spontan, keseimbangan
badan, dan frekuensi nafasnya baik dan kemampuan berenang masih baik. Keadaan katak
yang baik ini dikarenakan karena hal tersebut merupakan gerak sadar. Hal ini
sesuai dengan pendapat Sonjaya (2010) bahwa gerak sadar adalah gerak yang
dilakukan di bawah kesadaran kita. Seperti berjalan, berlari, mengunyah
sedangkan gerak refleks adalah gerakan yang tidak disadari, terjadi begitu saja
dan dalam waktu yang cepat. Sel saraf berdasarkan fungsinya dibagi menjadi tiga
yaitu neuron sensorik, menerma rangsang darin reseptor-reseptor pada kulit,
alat indera dan reseptor lain, serta menyalurkan impuls dari ujung reseptor
menunju badan sel.
D. Fungsi
Otak
Tabel 3. Fungsi Otak
perlakuan
|
Normal
|
spinal
|
decebrasi
|
Keseimbangan
badan
|
+++
|
++
|
-
|
Frekuensi nafas
|
+++
|
++
|
-
|
Sikap
badan
|
+++
|
++
|
-
|
Gerakan
spontan
|
+++
|
++
|
-
|
Kemampuan berenang di air
|
+++
|
++
|
-
|
Sumber : Data
hasil pratikum Fisiologi Ternak,
2013
Berdasarkan
data pada tabel 3 dapat diketahui bahwa katak yang normal semua aktivitasnya baik
tetapi setelah diberikan perlakuan spinal maka aktifitas katak tersebut tidak
akan baik lagi walaupun masih dapat beraktivitas tetapi tidak sempurna lagi,
dan pada perlakuan decebrasi semua aktifitas katak tidak aktif lagi. Hal ini
sesuai dengan pendapat Sonjaya (2010), yang menyatakan bahwa kerusakan
cerebellum dan medulla oblongata pada hewan dapat menyebabkan hewan tersebut
tidak aktif lagi.
Katak
normal masih mempunyai kondisi yang baik dalam menerima setiap perlakuan
sehingga katak dapat melakukan kontraksi. Sedangkan hasil pengamatan katak
dengan desebrasi berbeda dengan katak normal, hal ini menandakan bahwa otak
besar berfungsi sebagai perekam (memory) dari segala kegiatan dari pada hewan
tertentu (chaerul, 2012)
Katak yang otak kecilnya telah mengalami
kerusakan yaitu katak spinal, nampak adanya perbedaan setelah diberikan kembali
perlakuan, bahkan semua perlakuan tidak berpengaruh pada katak. Karena
otak kecil (cerebelium) yang telah dirusak tidak berfungsi lagi. Sesui dengan
pendapat Pierce (2002) bahwa korteks cerebri lebih berfungsi sebagai pengontrol
mental, tingkah laku, pikiran dan kecerdasan.
E. Rangsangan Kontraksi Otomatis Jantung
Tabel 4. Rangsangan kontraksi otomatis jantung
Jenis Organ Denyut Jantung
|
Jantung 14
denyut
|
Sumber : Data
hasil pratikum Fisiologi Ternak,
2013.
Berdasarkan data tabel 4 dapat
dilihat bahwa Frekuensi denyut jantung pada katak setelah dilepas
jantungnya dan diletakkan di dalam gelas arloji yang berisi NaCl 0,1% yaitu 5 kali/menit hal ini sesuai
Berdasarkan data tabel 4 dapat dilihat bahwa Frekuensi
denyut jantung pada katak setelah dilepas jantungnya dan diletakkan
di dalam gelas arloji yang berisi NaCl 0,1% yaitu 14 kali/menit.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum yang dilakukan maka dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut:
Pada Sitem
Sirkulasi Darah yaitu terlihat pembuluh
darah arteri yang berbentuk kecil serta aliran darah lebih terang dan aliran
keluarnya jantung. Dan denyut jantung yang dihasilkan pada saat kontraksi
jantung pada keadaan normal adalah 74/menit dan pada saat perikardiumnya dilepas adalah14/menit,
dan pada saat diikat stanius I 95/menit, dan pada saat
diikat stanius II yaitu 70/menit. katak yang normal sikap badan,gerak spontan, keseimbangan badan,dan
frekuensi nafasnya baik dan kemampuan berenang masih baik. katak yang normal semua aktivitasnya baik tetapi setelah
diberikan perlakuan spinal maka aktifitas katak tersebut tidak akan baik lagi
walaupun masih dapat beraktivitas tetapi tidak sempurna lagi, dan pada
perlakuan decebrasi semua aktifitas katak tidak aktif lagi. Frekuensi denyut jantung pada katak
setelah dilepas jantungnya dan diletakkan di dalam gelas arloji yang berisi NaCl
0,1% yaitu 14 kali/menit.
DAFTAR PUSTAKA
Aisyah,
2013, Sistem
Sirkulasi darah. http://aisyahfkipbio09.blogspot.com/2013/04/sistem-sirkulasi-darah-dan-fungsinya.html. Diakses tanggal 24 Oktober 2013
Dwiko,
Septiyadi , 2013. fisiologi ternak darah .http://dwikoseptiyadir.blogspot.com/2013/02/fisiologi-ternak-darah-2-5.html. diakses tanggal 24 Oktober 2013
Sonjaya. 2010.
Bahan Ajar Fisiologi Ternak Dasar.Universitas
Hasanuddin. Makassar.
Supripto.
1998. Biologi untuk SMU. Erlangga.
Jakarta.
Chaerul, 2012. Fungsi bagian-bagian otak dan integrasi. http:// chaerulakbar.blogspot.com/2012/04/fungsi-bagian-bagian-otak-dan-integrasi.html.
diakses tanggal 24 Oktober 2013
Pearce, 2002. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis.
Gramedia. Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar