Kamis, 05 Juni 2014

SISTEM PENCERNAAN PADA KELINCI



MAKALAH INDIVIDU
RANSUM NON RUMINANSIA


SISTEM PENCERNAAN PADA KELINCI            
                        
OLEH:


*            NURHARDIANTI
*            ANDI SRI IFTITA
*            SRI RESKIAWATI NUR
*             MUH. SALATA
*            RAHMAT HIDAYAT
*               RUDIANSYAH YUSUF
*               RAHMA NINGSIH
*                WENDY NATALIA
*                KURNIATI
*               SURYANTI ILYAS



                                                            
          

                                  







FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2014
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur patut penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas berkat dan perkenaannya sehingga makalah ini dapat selesai dengan baik  penulis juga berterima kasih kepada semua  pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini berjudul system pencernaan pada kelinci. Penulis sangat mengharapkan bahwa makalah ini dapat sangat membantu untuk  menambah wawasan bagi pembaca khususnya untuk peserta mata kuliah  ransum non ruminansia
Penulis juga menyadari bahwa dalam pebuatan makalah ini terdapat banyak kelemahan baik dari segi kejelasan kalimat maupun bahasa yang kurang dipahami untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca



                                                                                                            Makassar, Juni 2014

        Penulis





BAB I
PENDAHULUAN
            Baik manusia maupun  hewan dalam hidupnya selalu  mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan interseluler, yang berarti bertumbuhnya ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian atau keseluruhan, sehingga dapat di ukur dengan satuan panjang dan berat. Sedangkan perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus ,bicara bahasa serta sosialisasi dan kemandirian.Pertumbuhan terjadi secara simultan dengan perkembangan. Pertumbuhan dan perkembangan baik pada manusia dan hewan dapat berlangsung dengan baik karena adanya faktor makanan yang dikonsumsi.
Makanan sebagai faktor bagi berlangsungnuya proses perkembangan dan pertumbuhan tidak terlepas dari alat-alat pencernaan yang sangat berperan dalam mencerna makanan yang akan dibutuhkan bagi tubuh.
Pada hewan non ruminansia seperti kelinci system pencernaan belum kompleks. Kelinci memiliki sistem pencernaan yang amat rumit, dan mereka tidak dapat mencerna semua makanan dengan cara yang sama baiknya. Sebagai contoh, mereka dapat mencerna fruktosa (zat gula pada buah-buahan) dengan sangat baik, namun kemampuan untuk mencerna gula jenis lain sangat rendah. Karenanya permen dan kue-kue manis dapat membuat kelinci menjadi sangat sakit. Hal ini disebabkan karena gula dan zat-zat makanan yang tidak dapat dicerna oleh usus halus kelinci akan menumpuk di cecum, dan memancing bertambahnya bakteri produsen racun yang menyebabkan banyak penyakit pada kelinci.
BAB II
     PEMBAHASAN
A.Tinjauan Umum Sistem Pencernaan
              Pencernaan makanan adalah suatu proses pengolahan makanan menjadi zat yang dapat diserap oleh darah dan sisa-sisa makanannya dibuang melalui anusnya. System pencernaan juga dapat didefenisikan sebagai Sistem pencernaan merupakan sistem yang memproses mengubah makanan dan menyerap sari makanan yang berupa nutrisi-nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh. Sistem pencernaan juga akan memecah molekul makanan yang kompleks menjadi molekul yang sederhana dengan bantuan enzim sehingga mudah dicerna oleh tubuh.
  B.Tinjauan umum system pencernaan kelinci
              Kelinci termasuk pseudoruminant yaitu herbivora yang tidak dapat mencerna serat kasar dengan baik. Kelinci memfermentasikan pakan di coecum yang kurang lebih 50% dari seluruh kapasitas saluran pencernaannya
sistem pencernaan kelinci merupakan sistem pencernaan yang sederhana dengan coecum dan usus yang besar. Hal ini memungkinkan kelinci dapat memanfaatkan bahan-bahan hijauan, rumput dan sejenisnya. Bahan-bahan itu dicerna oleh bakteri di saluran cerna bagian bawah seperti yang terjadi pada saluran cerna kuda. Kelinci mempunyai sifat coprophagy yaitu memakan feses yang sudah dikeluarkan. Feses ini berwarna hijau muda dan lembek. Hal ini terjadi karena konstruksi saluran pencernaannnya sehingga memungkinkan kelinci untuk memanfaatkan secara penuh pencernaan bakteri di saluran bagian bawah atau yaitu mengkonversi protein asal hijauan menjadi protein bakteri yang berkualitas tinggi, mensintesis vitamin B dan memecah selulose/serat menjadi energi yang berguna. Kelinci memiliki sistem pencernaan yang amat rumit, dan mereka tidak dapat mencerna semua makanan dengan cara yang sama baiknya. Sebagai contoh, mereka dapat mencerna fruktosa (zat gula pada buah-buahan) dengan sangat baik, namun kemampuan untuk mencerna gula jenis lain sangat rendah. Karenanya permen dan kue-kue manis dapat membuat kelinci menjadi sangat sakit. Hal ini disebabkan karena gula dan zat-zat makanan yang tidak dapat dicerna oleh usus halus kelinci akan menumpuk di cecum, dan memancing bertambahnya bakteri produsen racun yang menyebabkan banyak penyakit pada kelinci.
     Kelinci dewasa menyerap protein (sampai 90%) di usus halus mereka, namun tergantung pada sumbernya. Protein dari alfalfa, sebagai contohnya, tidak dapat dicerna oleh kelinci. Kelinci sangat payah dalam hal mencerna selulosa (Fraga 1990) hal ini merupakan paradoks bagi hewan pemakan tumbuhan. Daya cerna yang lemah terhadap serat dan kecepatan pencernaan kelinci untuk menyingkirkan semua partikel yang sulit dicerna menyebabkan kelinci membutuhkan jumlah makanan yang besar (Sakaguchi 1992)
 C. Urutan system pencernaan pada kelinci           
              Urutan sIstem digesti kelinci adalah sebagai berikut:
*         Mulut.
Di dalam mulut terjadi pencernaan secara mekanik yaitu dengan jalan mastikasi bertujuan untuk memecah pakan agar menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dan mencampurnya dengan saliva yang mengandung enzim amilase yang mengubah pati menjadi maltosa agar mudah ditelan

*                  Oesophagus.
Merupakan lanjutan dari pharing dan masuk ke dalam cavum abdominale dan bermuara pada bagian ventriculus (Anonimous, 1990)
*                  .Ventriculus.
Lambung kelinci disebut juga ventrikulus yang terdiri dari tiga bagian yaitu bagian awal (kardia), bagian tengah (fundus) dan bagian akhir (pilorus). Ventrikulus berfungsi sebagai tempat penyimpanan pakan dan tempat terjadinya proses pencernaan dimana dinding lambung mensekresikan getah lambung yang terdiri dari air, garam anorganik, mucus, HCl, pepsinogen dan faktor intrinsik yang penting untuk efisiensi absorbsi vitamin B12. Keasaman getah lambung bervariasi sesuai dengan macam makanannya. Pada umumnya sekitar 0,1N atau ber-pH lebih kurang dari  2
*                  Usus halus.
Terdiri dari duodenum, jejenum dan illeum. Kelenjar branner menghasilkan getah duodenum dan disekresikan ke dalam duodenum melalui vili-vili dan getah ini bersifat basa. Getah pankreas yang dihasilkan disekresikan ke dalam duodenum melalui ductus pancreaticus. Jejenum merupakan kelanjutan dari duodenum dan illeum di sebelah caudal ventriculus dan berfungsi sebagai tempat absorbs makanan
*             Coecum.
Berbentuk seperti kantung berwarna hijau tua keabu-abuan. Dalam coecum makanan disimpan dalam waktu sementara. Pencernaan selulosa dilakuakan oleh bakteri yang menghasilkan asam asetat, propionat dan butirat).

*               Intestinum crassum.
Colon berjalan ke arah caudal diagonal menyilang coecum. Di sini terdapat ascenden dan colon transverasum, colon descenden dan colon sigmoideum yang belum jelas
*               Rectum.
Rectum merupakan kelanjutan dari colon dan membentuk feses. Rektum berakhir sebagai anus
*                  Anus.
 Feses yang keluar lewat anus mengandung air. Feses merupakan sisa makanan yang tidak tercerna. Cairan dari tractus digestivus, sel-sel epitel usus, mikroorganisme, garam organik, stearol dan hasil dekomposisi dari bakteri keluar melalui anus
D. jenis pakan untuk kelinci dan kandungan nutrisinya
·         Daun Pepaya
        Kandungan gizi pada daun pepaya antara lain : Vitamin A 18250 SI, vitamin B1 0,15 mg, vitamin C 140 mg, Kalori 79 kal. Protein 8,0 mg, Lemak 2 gram, Hidrat Arang 11,9 gram, Kalsium 353 mg, fosfor 63mg, Besi 0,8 mg, air 75,4 gram. Kandungan carposide pada daun pepaya berkhasiat sebagai obat cacing. Pemberian daun pepaya harus dilayukan min 4 jam , karena kondisi basah/segar getahnya membuat gatal mulu dan kerongkongan kelinci.
·         Wortel
         Kelinci sangat menyukai wortel, pakan jenis ini kelinci tidak perlu menyusaikannya. Kandungan yang ada pada wortel yaitu : vitamin A yang sangat tinggi sebesar 12.000 SI, kalori 42 kal, protein 1,2 gram, lemak 0,3 gram, hidrat arang 9,3 gram, kalsium 39 miligram, fosfor 37 miligram, besi 0,8 miligram, Vitamin B1 0,06 miligram, Vitamin C6 miligram)
khasiat  dari wortel adalah
1.      Vitamin A pada wortel untuk memperkuat pandangan, mempercepat proses penyembuhan luka dan menekan pertumbuhan sel kanker
2.      Daun Wortel mengandung beta karoten untuk meningkatkan hormon seksual
3.      Akar wortel untuk memperkuat fungsi hati, melancarkan air kencing, mengusir zat yang tidak berguna dan melindungi tubuh dari racun.
Pemberian wortel 1 hari cukup 1 batang, ini sangat bagus untuk kelinci hamil atau menyusui. Wortel busuk atau dari almari es jangan diberikan.

·      Ubi Jalar
        Kandungan kimia pada ubi jalar antara lain : Energi 81,1 ( kj/100 gram ), protein 1,43%, Lemak 0,17 %, pati 22,4 %, Gula 2,4 %, Serat Makanan 1,6 %, Kalsium 29 % ( mg/100gram ), fosfor 51 % (mg/100 gram ), besi 0,49 % ( mg/100 gram), vitamin A 0,01% ( mg/100 gram ), Vitamin B1 0,09% ( mg/100 gram 0, Vitamin C 24 % ( mg/100 gram ) , air 83,3 % gram.
·      Tomat
      Tomat adalah sumber vitamin C dan A yang sangat baik karena 100 gram tomat memenuhi 20 % atau lebih dari kebutuhan vitamin C dan Vitamin A sehari manfaat dari tomat adalah
1.      Memelihara kesehatan gigi dan gusi
2.      Mempercepat penyembuhan luka-luka
3.      Menghindarkan terjadinya pendarahan pembuluh darah halus.
4.      Untuk kesehatan organ penglihatan,sistem kekebalan tubuh, pertumbuhan dan reproduksi
5.      Sebagai anti oksidan
Karena tomat mengadung amoniak (senyawa kimiadengan rumus NH3 yang dapat menimbulkan bau tidak enak) maka tomat tidak direkomendasikan sebagai pakan kelinci.Pemberian tomat sesekali aja, pastikan pemberian tomat pada kelinci tertentu saja seperti terkena sembelit atau tambahan dalam pembuatan pelet.
Makanan Altenatif Kelinci Selain Pelet
               Pelet merupakan makanan yang bergizi buat kelinci , karena harganya yang cukup mahal antara Rp 8.000,- Rp 15.000,- per kg maka cukup menguras kantong para peternaka maupun penghobi. Tidak ada salahnya kalau kita dapat menyajikan mekanan altenatif yang tidak jauh bergizinya dengan pelat kelinci.
Ada beberapa pakan altenatif yang dapat disajikan ke Kelinci, tentunya dengan pelan-pelan penyajiannya apabila sebelumnya pakannya memakai pelet.
A. PakanAltenatif dari Bekatul/dedak
          Hal ini disarankan memakai bekatul/dedak padi bukan ketan , karena dedak ketan akan lengket yang mengganggu pecernaan kelinci.
·      Bekatul/dedak dicampur dengan air secukupnya , jangan terlalu banyak air
·      Pastikan tempat pakan bersih dan tidak tercampur dengan kotoran, apabila ada sisa makanan lebih dari 3 jam sebaiknya dibuang
·      Komposisi pembuatan untuk 1 kg bekatul/dedak : bekatul 1 kg , tepung jagung/dedak gandum 1/2 kg, garam sepucuk sendok teh, kalsium khusus untuk ewan pemakan rumput 1/2senok teh ( cat ; garam dan kalsium tidak terlalu penting, karena kelinci mendapatkan mineral dari rumput, sedangkan kalisum dari makanan lain
·      Kandungan Bekatul kasar (kulit gabah yang bercampur dengan pecahan padi) ; protein 13,2 - 27,3 %, lemak 17 - 22,9% , serat 9,5 - 13,2 %, Abu 9,2 - 11,5%, N bebas 39,6 - 60,8%, Pati 16,1%, Gula 6,4 - 6,5 % dan juga Vit BKompleks (B1, B2, B3, B5, B6 dan B15)
B.     Pakan Altenatif dari Ampas Tahu
           Kandungan  yang   terdapat pada ampas rahu adalah
Protein 23,55%, lemak 5,54%, karbohidart 26,92%, abu 17,03%, serat kasar 16,53% , air 10,43% ( data : kementerian negara risetdan teknologi)

·         Karena kandungan air pada ampas tahu banyak maka peras ampas tahu sampai kenyal
·         Pastikan tempat pakan bersih dari kotoran dan pakan habis sebelum 3- 4 jam , apabila lebih alangkah baiknya dibuang sisa makanan tersebut
·         Komposisi pakan ampas tahun setiap 1kg : ampas tahu sudah diperas 1 kg, bekatul padi 1/2 kg, jagung giling 1/2 kg dan kalsium khusus untuk hewan pemakan rumput 1/2 sendok teh.
               Dengan adanya bebarapa pakan alternatif diatas kita semakiin banyak pilihan, terutama para peternak yang jauh dari kesedian pakan pelet ataupun pakan lain buatan pabrik yang biasa digunakan para peternak kelinci ( polar, gemuk A, white brand ).
A.    Perbedaan system pencernaan pada kambing, sapid dan kelinci
1.      PENCERNAAN SAPI
             Lambung ruminansia terdiri atas 4 bagian, yaitu rumen (perut besar), retikulum (perut jala), omasum (perut kitab), dan abomasum (perut masam), dengan ukuran yang bervariasi sesuai dengan umur dan makanan alamiahnya. Lambung sapi sangat besar, diperkirakan sekitar 3/4 dari isi rongga perut. Lambung mempunyai peranan penting untuk menyimpan makanan sementara yang akan dimamah kembali (kedua kali). Selain itu, pada lambung juga terjadi proses pembusukan dan peragian (fermentasi).saat mereka makan rumput, maka makanan dari kerongkongan akan masuk rumen yang berfungsi sebagai gudang sementara bagi makanan yang tertelan.
2.      Pencernaan Kelinci
           Kelinci makan dan mengunyah makanannya sekitar 300 kali dan “memutar’ makanannya ke kedua sisi rongga mulut, dan makanan turun ke esophagus (kerongkongan). Makanan masuk ke lambung, tetapi reaksi sebenarnya bukan disana. Lambung menyimpan makanan dan isinya disterilisasi dan dipindahkan ke usus halus.Di usus halus, 90% protein, karbohidrat dan gula diserap dari makanan. Kemudian bahan-bahan berserat yang tidak dicerna bergerak dan diseleksi. Serat bergerak ke colon (usus besar) dan membentuk tinja yang keras. Sisa makanan yang siap untuk dicerna bergerak ke caecum yang lebih besar dari lambung.  Tinja keras yang melewati caecum digerakkan ke colon dalam gerakan memutar dan membentuk bola-bola bulat dan keras (lihat gambar di samping, sebelah kanan). Ada 2 kelenjar bau di kedua sisi di samping anus. Bau -bauan ini disimpan pada tinja keras saat tinja tersebut melewati anus.
Caecum adalah sebuah organ rumit yang mencerna kembali makanan. Caecum merupakan batas antara usus halus dan usus besar. Caecum berisi enzim-enzim dan bakteri pemecah makanan. Setiap 3-8 jam sehari caecum berkontraksi dan mendorong bahan-bahan tersebut kembali ke colon dimana bahan-bahan tsb dibungkus oleh sejenis lendir, kemudian keluar melewati anus (bentuknya seperti setangkai buah anggur berwarna coklat, tapi ukurannya jauh lebih kecil).
3.      Pencernaan Kambing
            Sistem pencernaan kambing merupakan sistem pencernaan yang sederhana dengan cecum dan usus yang besar. Hal ini memungkinkan kambing dapat makan dan memanfaatkan bahan-bahan hijauan, rumput dan sejenisnya. Bahan-bahan itu dicerna oleh bakteri di saluran cerna bagian bawah seperti yang terjadi pada saluran cerna kuda. Kambing termasuk jenis ternak pseudo-ruminant, yaitu herbivora yang tidak dapat merncerna serat-serat secara baik. Ia memfermentasi pakan di usus belakangnya. Fermentasi hanya terjadi di caecum (bagian pertama usus besar) , yang kurang lebih merupakan 50% dari seluruh kapasitas saluran perncernaannya. Tidak seperti halnya hewan mamalia yang lain, kambing mempunyai kebiasaan makan feses yang sudah dikeluarkan. Sifat ini disebut coprophagy, keadaan ini sangat umum terjadi pada kambing dan hal ini terjadi berdasar pada konstruksi saluran pencernaannya. Sifat coprophagy biasanya terjadi pada malam atau pagi hari berikutnya. Feses yang berwarna hijau muda dan konsistensi lembek itu dimakan lagi oleh kambing.Feses yang dikeluarkan pada siang hari dan telah berwarna coklat serta mengeras, tidak dimakan.Hal ini memungkinkan kambing itu memanfaatkan secara penuh pencernaan bakteri di saluran bagian bawah, yaitu mengkonversi protein asal hijauan menjadi protein bakteri yang berkualitas tinggi, mensintesis vitamin B dan memecahkan selulose atau serat menjadi energi yang berguna,Jadi sifat coprophagy sebenarnya memang menguntungkan bagi proses pencernaan. Walaupun memiliki caecum yang besar, kambing ternyata tidak mampu mencerna bahan-bahan organik dan serat kasar dari hijauan sebanyak yang dapat dicerna oleh ternak ruminansia murni. Daya cerna kambing dalam mengonsumsi hijauan daun mungkin hanya 10%.








BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
            Berdasarkan pembahasan dapat disimpulkan bahwa urutan system pencernaan pada kelinci yaitu  mulut, oesophagus, ventriculus, usus halus, caecum, rectum dan anus
B.     Saran
            Saran terhadap makalah adalah sebaiknya agar lebih memahami mengenai sistem pencernaan pada kelinci maka perlu pemahaman secara lebih mendalam dan perlu banyak membaca berbagai referensi.














DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2011.http://e-kelinci.blogspot.com/2011/03/sistem-digesti-pada-            kelinci.html. diakses tanggal 5 juni 2014
Anonim. 2013.http://matakristal.com/pengertian-pencernaan-dan-alat-pencernaan-makanan/. diakses tanggal 5 juni 2014
Anonim. 2013.http://matahati99.blogspot.com/2013/04/pengertian-pertumbuhan-   dan-perkembangan.html. diakses tanggal 5 juni 2014.
Fakaguchi, E. 1992. Fibre digestion and digesta retention from different physical forms of the feed in the rabbit. Comparative Biochemistry and Physiology 102A, no. 3: 559-63.
Fraga, M. 1990. Effect of type of fibre on the rate of passage and on the contribution of soft feces to nutrient intake of finishing rabbits. Journal of Animal Science 69:1566-74
Wana. 2012. http://desi-wana.blogspot.com/2012/02/sistem-pencernaan-pada-kelinci.html. diakses tanggal 5 juni 2014








Tidak ada komentar: