TUGAS MAKALAH INDIVIDU
ILMU
KESEHATAN TERNAK
“Penyakit cacar atau
Fowl pok (FP)”
NAMA : RAHMA NINGSI
NIM : I 111 12 295
KELAS : GANJIL
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2014
KATA PENGANTAR
بِسْــــــــــــــمِ اللهِ
الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــــمِ
Puji
syukur Alhamdulillah saya panjatkan kepada Allah, karena atas rahmat, taufik,
dan hidayah-Nylah sehingga saya dapat menyelesaikan Makalah Mengenai “Penyakit
cacar atau Fowl pok (FP)” sebagai
salah satu syarat untuk lulus mata kuliah Ilmu
Kesehatan Ternak.
Pada
kesempatan kali ini, saya mengucapkan terima
kasih kepada pihak yang telah meluangkan waktunya untuk membantu saya
dalam menyelesaikan makalah ini. Serta terima kasih kepada teman-teman atas
kerja samanya dalam penyusunan makalah ini.
Saya menyadari bahwa dalam penyusunan Makalah
ini, tentu masih terdapat beberapa kesalahan dan masih jauh dari yang
diharapkan. Maka dari itu, saya
membutuhkan kritik dan saran yang bersifat
membangun, agar kedepannya dapat mencapai kesempurnaan.
Akhir
kata, semoga Makalah ini dapat digunakan dan dimanfaatkan bagi kita semua.
Amin.
Makassar, 2014
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengembangan usaha ternak layer (ayam
petelur) di Indonesia masih memiliki prospek yang bagus, terlebih lagi konsumsi
protein hewani masih kecil. Sesuai standar nasional, konsumsi protein per hari
per kapita ditetapkan 55 g yang terdiri dari 80% protein nabati dan 20% protein
hewani (www.litbang.deptan.co.id). Hal itu berarti target konsumsi protein
hewani sekitar 11 g/hari/perkapita. Namun yang terjadi, konsumsi protein hewani
penduduk Indonesia baru memenuhi 4,7 g/hari/perkapita, jauh lebih rendah
dibanding Malaysia, Thailand dan Filipina.
Dalam dunia peternakan, kita tidak asing lagi
dengan ayam yang sengaja diternakan untuk dihasilkan daging atau telurnya,
karena sudah banyak peternakan ayam yang menyebar diseluruh Indonesia bahkan
sampai diluar negeri, baik peternkan pabrik ataupun peternakan individu. Ayam
itu sendiri terbagi ke dalam dua jenis yaitu ayam jenis pedaging dan ayam jenis
petelur. Ayam jenis pedaging, pastinya dibudidayakan karena untuk dihasilkan
daging dalam jumlah yang banyak dengan kualitas yang baik, sedangkan ayam
petelur dibudidayakan untuk dihasilkan telur dengan jumlah yang banyak dan
kualitas yang baik. Dalam beternak, kita perlu memperhatikan mulai dari pakan,
kandang, penyakit serta pengobatannya, sifat genetikanya, asal usulnya,
vaksinasi dan sebagainya. Kami melakukan kunjungan atau observasi ke peternak
dengan maksut untuk mengetahui situasi dalam membudidayakan ternak khususnya
komoditi ayam petelur, yang dipilih oleh peternaknya tersebut. Ayam Petelur
tersebut dipilih untuk dijadikan pilihan dalam beternak karena dirasa ayam
petelur tersebut mampu untuk menghasilkan telur dalam jumlah yang cukup dengan
waktu yang cepat. Sehingga peternak tersebut memilih komoditi ayam petelur
untuk diternakan.
Dalam hal kandang yang perlu diperhatikan
diantaranya yaitu pendirian kandang yang jauh dari pemukiman, tapi dekat dengan
sumber pakan, air, dan pemasaran. Selain itu yang perlu diperhatikan yaitu
mengenai struktur atau desain kandang, bahan kandang yang dipakai,
memperhatikan sanitasi, sirkulasi udara,
suhu pada kandang, kapasitas yang baik untuk jumlah ternak yang dihuni
didalamnya.
Dalam hal penyakit pada ayam petelur juga
perlu diperhatikan karena sangat penting juga dalam hal mengawinkan ternaknya,
agar anakannya yang dihasilkan nanti dalam kulaitas yang baik. Penyakit pada
ayam umumnya sama, yaitu diantaranya penyakit tetelo, pilek atau flu, cacar
ayam dan sebagainya.
1.2 Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini yaitu untuk mengetahui :
1.
Apa itu Penyakit
cacar atau Fowl pok (FP) ?
2.
Bagaimana cara pencegahan Penyakit cacar atau Fowl pok (FP) ?
3.
Bagaimana pengobatan penyakit Penyakit
cacar atau Fowl pok (FP) ?
BAB II
PEMBAHASAN
1.1 Pengertian Penyakit cacar atau Fowl pok (FP)
Penyakit
cacar atau Fowl pok (FP) merupakan penyakit yang menyerang unggas khususnya
ayam. Penyakit ini disebabkan oleh virus Epitheliptropic dari genus Avipox,
family Poxviridae. Virus ini memiliki sifat tahan dalam kondisi kering dan
dapat bertahan hidup berbulan-bulan ditempat yang terkontaminasi.Jika Unggas
yang telah terkena virus ini akan menunjukkan gejala lesu, nafsu makan
berkurang yang dapat mempengaruhi produktivitasnya. Selain itu suhu tubuh
tinggi. Dan Kotoran terlihat encer. Ciri khas paling menonjol bagi unggas yang
telah terinfeksi penyakit ini adalah pada bagian fisik unggas tampak seperti
ada kutil berwarna putih atau kekuningan. Kutil ini terdapat pada rongga mulut
yang dapat mengakibatkan sumbatan pada esophagus. Penyakit ini tidak menyebabkan
kematian yang terlalu signifikan seperti penyakit ND ataupun penyakit gumboro.
Pada kasus kematian unggas yang terkena
penyakit ini karena virus yang menyerang sistem pernapasan seperti pada hidung
yang menyebabkan kesulitan dalam bernapas. Penyebarannya sendiri kebanyakan
berasal dari nyamuk.
1.2 Gejala
terjadinya penyakit Penyakit cacar atau Fowl
pok (FP).
Gejala fowl pox dapat diamati bentuk difterik
(secara basah) dan bentuk kulit atau noduler (secara kering). Bentuk difterik
sifatnya basah dengan gejala terlihat bercak difterik yang berwarna kekuning-kuningan
pada selaput lendir rongga mulut dan larynx. Dari bercak tersebut akan
terbentuk “selaput semu” yang seringkali menyebabkan penyumbatan saluran nafas
sehingga ayam mati tercekik. Pada pemeriksaan histologik terhadap jaringan ayam
yang sakit akan ditemukan Bollinger bodies (Badan Bollinger) pada kulit dan
mukosa saluran pernafasan. Bentuk kulit atau noduler sifatnya kering dengan
gejala mula-mula terbentuk lesi fokal berwarna merah jambu pada jengger, pial
dan bagian tubuh lain yang tidak berbulu. Fokus ini kemudian bergabung dan
membesar sehingga terbentuk keropeng besar berwarna hitam seperti kudis yang
akan bertahan sampai dua minggu dan diikuti dengan pengelupasan dan kesembuhan.
Bila keropeng dilepas maka akan terjadi perdarahan dari lapisan dibawahnya.
Pada pemerikasaan bedah bangkai, cacar bentuk difterik dapat dikenali dengan
adanya hiperplasia nodular pada mukosa faring dan trakhea serta adanya
penyumbatan oleh eksudat padat di dalam celah suara (glottis) dan mengakibatkan
sesak nafas (asphyxia).
Ayam yang terserang penyakit cacar biasanya akan menjadi kurus karena pertumbuhannya terhambat dan tingkat produksinya (telur atau daging) menurun. Suara nafas abnormal akan terdengar terutama apabila ayam tersebut dipelihara dengan ventilasi kurang optimal. Penyakit ini menyerang ayam selama 3-4 minggu. Namun jika terjadi komplikasi, penyakit ini akan menyerang ayam lebih lama. Tingkat kematian (mortality) pada ayam relatif rendah. Namun pada kasus tertentu mortality bisa mencapai 50%.
Ayam yang terserang penyakit cacar biasanya akan menjadi kurus karena pertumbuhannya terhambat dan tingkat produksinya (telur atau daging) menurun. Suara nafas abnormal akan terdengar terutama apabila ayam tersebut dipelihara dengan ventilasi kurang optimal. Penyakit ini menyerang ayam selama 3-4 minggu. Namun jika terjadi komplikasi, penyakit ini akan menyerang ayam lebih lama. Tingkat kematian (mortality) pada ayam relatif rendah. Namun pada kasus tertentu mortality bisa mencapai 50%.
1.3 Pencegahan Penyakit cacar atau Fowl pok (FP)
Pencegahan
dapat dilakukan melalui vaksinasi, sanitasi yang baik dan hindari kemungkinan
yang menyebabkan ayam luka. Terramycin dapat digunakan untuk mengobati luka
yang memungkinkan bakteri masuk dengan cara mengoleskannya. Langkah pencegahan
yang utama adalah memberikan vaksinasi ada ayam. Pemberian Vaksinai dapat
dilakukan dengan penyuntikan Sub cutan/bawah kulit dengan ukuran jarum khusus.
Ada dua tipe vaksin virus hidup yang dapat digunakan untuk mencegah penyakit
cacar (pox) yaitu vaksin fowl pox dan pigeon pox. Vaksinasi biasanya dilakukan
ketika ayam mulai terserang. Namun bisa juga dilakukan pada sembarang umur jika
memang diperlukan. Vaksinasi biasanya dilakukan dengan cara wing web
menggunakan jarum bermata dua yang sebelumnya dicelupkan ke vaksin fowl pox.
Botol vaksin harus dibuka secepatnya sebelum membuka botol vaksin baru. Semua
botol bekas vaksin dan jarumnya harus segera dimusnahkan. Cara lain yang dapat
dilakukan yaitu dengan membersihkan benjolan-benjolan yang berisi nanah dengan
air hangat, selanjutnya diolesi Metylen blue 1% atau Gentian Violet. Pada
daerah yang populasinya padat maka risiko penularan penyakit cacar menjadi
tinggi. Oleh karenanya vaksinasi dilakukan lebih ketat yaitu 4 minggu dan
diulang pada umur 4 bulan. Sedangkan pada daerah dengan populasi relatif
sedikit vaksinasi cukup dilakukan sekali yaitu pada umur antara 8 – 12 minggu.
Belum ditemukan obat yang dapat menyembuhkan penyakit Fowl Pox terutama bentuk
basah. Usaha yang dapat dilakukan adalah menjaga supaya kondisi badan cepat
membaik dan meningkatkan nafsu makan dengan memberikan vitamin. sedangkan untuk
mencegah infeksi sekunder bisa dilakukan dengan memberikan antibiotik.
Karena
disebabkan oleh virus penyakit ini tidak bisa diobati. Pengobatan hanya bisa
dilakukan dengan pemberian vaksin cacar terhadap unggas yang sehat. Jika unggas
yang telah terkena cacar harus dilakukan tindakan penyayatan kutil-kutil yang
tumbuh sampai keluar darah dan diolesi dengan larutan yodium atau neo blue
sampai kutil mongering. Pada bagian diptheri harus dilakukan tindakan
pengerikan gumpalan dalam rongga mulut sampai lepas. Lalu diolesi lukanya
dengan laturan yodium tincture atau yoodygiserin. Pemberian vaksin cacar pada
ayam sebenarnya tidak perlu diberikan hanya saja apabila nyamuk dilokasi
peternakan cukup tinggi anak ayam dapat diberikan vaksi pada umur 1 hari.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Fowl pox (cacar) merupakan penyakit
pada unggas yang disebabkan oleh virus fowl pox (virus Borrelota aviu).
Terdapat dua jenispenyakit ini, yaitu Cutaneous type (dry pox) merupkan cacar
yang berbentuk luka keropeng dan Diphtheritic type (wet pox) yaitu cacar yang
menyerang daerah permukaan bagian dalam yang basah. Angka kesakitan dan angka
kematian pada bentuk kering rendah yaitu sebesar 1-2 %, tetapi pada bentuk
basah angka kematian bisa mencapai 5%. Belum ditemukan obat yang dapat
menyembuhkan penyakit Fowl Pox terutama bentuk basah. Oleh karena itu,
vaksinasi dan sanitasi yang baik diperlukan untuk mencegah penularan penyakit
ini.
B. SARAN
Berdasarkan pembahasan
diatas maka dapat disarankan kepada peternak unggas agar memperhatikan
kebersihan dan sanitasi kandang agar tidak mudah terserang penyakit
DAFTAR
PUSTAKA
Agus.
2010. Avian Pox (Cacar Unggas). www.pusat kesehatanhewan.com
(diakses pada 15 september 2014)
(diakses pada 15 september 2014)
Hasan.
2010. Cacar yang Menyerang pada Unggas. www.poultryindonesia.com
(diakses pada 15 september 2014)
(diakses pada 15 september 2014)
Sauvani.
2010. Penyakit dan Pengobatan. www.centralunggasfarm.com
(diakses pada 15 september 2014)
(diakses pada 15 september 2014)
Setiawan, I.
2010. Fowl Pox (Cacar Ayam). www.centralunggasfarm.com
(diaksespada 15 september 2014)
(diaksespada 15 september 2014)