MAKALAH KELOMPOK
TEKNOLOGI PENGOLAHAN PAKAN
“PENGOLAHAN PAKAN DENGAN MENGGUNAKAN JAMUR PELAPUK
PUTIH ”
DISUSUN
OLEH
MUH. AKBAR I 111 12 281
WAHYU ARYANTO.
AM I 111 12 283
RAHMAT BURHAN I 111 12 285
M. FADIEL HAMID I 111 12 287
NESMAWATI I 111 12 289
KURNIATI I 111 12
291
WENDY NATALIA I 111 12 293
RAHMA NINGSI I 111 12 295
SURYANTI ILYAS I 111 12 297
FAKULTAS
PETERNAKAN
UNIVERSITAS
HASANUDDIN
MAKASSAR
2014
KATA
PENGANTAR
بِسْــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــــمِ
Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kepada Allah, karena atas
rahmat, taufik, dan hidayah-Nylah sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah
Sosiologi Peternakan Mengenai “Pengolahan Pakan dengan
Jamur Pelapuk Putih” sebagai salah satu syarat untuk
lulus mata teknologi
pengolahan pakan.
Pada
kesempatan kali ini, kami mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah
meluangkan waktunya untuk membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini. Serta
terima kasih kepada teman-teman atas kerja samanya dlam penyusunan makalah ini.
Kami
menyadari bahwa dalam penyusunan Makalah ini, tentu masih terdapat beberapa
kesalahan dan amsih jauh dari yang diharapkan. Maka dari itu, kami membutuhkan
kritik dan saran yang bersifa membangun, agar kedepannya dapat mencapai
kesempurnaan.
Akhir
kata, semoga Makalah ini dapat digunakan dan dimanfaatkan bagi kita semua.
Amin.
Makassar, November
2014
Tim Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Pakan merupakan segala sesuatu yang diberikan kepada ternak
yang dapat dicerna tanpa mengganggu kesehatan. Pakan memberikan pengaruh yang
cukup besar dalam produktifitas ternak sehingga ketersediaan pakan dengan kandungan
nutrisi yang baik sangatlah penting, bila ternak kekurangan pakan baik secara kualitas
maupun kuantitas dapat menurunkan produktifitas dari ternak. Salah satu yang dapat digunakan dalam mengatasi
kekurangan pakan adalah dengan memanfaatkan limbah sebagai bahan pakan. Ada dua hal yang perlu diperhatikan pada penggunaan
limbah sebagai pakan yaitu, ketersediaannya sebagai bahan pakan dan nilai ekonomis
dari limbah tersebut. Salah satu limbah pertanian yang ketersediaannya melimpah
dan murah harganya adalah sekam padi.
Salah satu pengolahan pakan yang dapat digunakan dalam meningkatkan
mutu dari pakan limbah adalah dengan fermentasi. Fermentasi adalah reaksi oleh biokatalis
yang digunakan untuk mengubah substra tmenjadi produk baru. Fermentasi dilakukan
dengan menambahkan kulturorganisme bersama media penyeleksi sehingga proses
fermentasi dapat berlangsung lebih cepat.
Jamur pelapuk putih adalah mikroorganisme dengan keunikan
yang istimewa dimana jamur pelapuk putih dapat mendegradasi lignin. Jamur pelapuk
putih sanggup menguraikan lignin secara sempurna menjadi air (H2O)
dan karbondioksida (CO2). Dengan bantuan jamur pelapuk putih lignin bias
didegradasi tanpa perlu melakukan proses yang membutuhkan energy dan biaya tinggi. Hal
inilah yang melatar belakangi pembuatan makalah ini.
B.
Rumusan
Masalah
Adapun
rumusan masalah yang akan dibahas pada makalah ini yaitu;
1. Apa
manfaat dari jamur pelapuk putih ?
2. Bagaimana
jamur pelapuk putih dapat berperan dalam pengolahan bahan pakan ?
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
Jamur pelapuk putih adalah
mikroorganisme dengan keunikan yang istimewa dimana jamur pelapuk putih dapat
mendegradasi lignin. Jamur pelapuk putih
sanggup menguraikan lignin secara sempurna menjadi air (H2O) dan
karbondioksida (CO2). Dengan
bantuan jamur pelapuk putih lignin bisa didegradasi tanpa perlu melakukan
proses yang membutuhkan energi dan biaya tinggi. Oleh karena itu dilakukan penelitian untuk
meningkatkan kecernaan BK dan BO in vitro
sekam padi yang telah difermentasi oleh jamur pelapuk putih (Anonim, 2012).
Jamur pelapuk kayu
dibedakan atas jamur pelapuk putih, pelapuk coklat, pelapuk lunak. Jamur
pelapuk putih menyerang lignin maupun polisakarida. Kayu yang terdegradasi menjadi putih dan
lunak. Berbeda dengan jamur pelapuk
putih, jamur pelapuk coklat mendegradasi polisakarida kayu dan mendegradasi
sedikit lignin sehingga kayu menjadi coklat dan rapuh, sedangkan jamur pelapuk
lunak mampu mendegradasi selulosa dan komponen penyusun dinding sel sehingga
lebih lunak (Fengel dan Wegener, 1995).
Jamur
pelapuk putihmenguraikan lignin
melalui proses oksidasi menggunakan enzim phenol oksidase menjadi senyawa yang
lebih sederhana sehingga dapat diserap oleh mikroorganisme. Jamur pelapuk putih
memiliki keistimewaan yang unik, yaitu kemampuannya untuk mendegradasi
lignin. Jamur pelapuk putih sanggup
menguraikan lignin secara sempurna menjadi air dan karbondioksida (Isroy,
2010).
Jamur
mendegradasi lignin secara keseluruhan menjadi karbon dioksida untuk masuk ke
polisakarida kayu yang dilindungi oleh lignin-karbohidrat kompleks. Jamur
pelapuk putih mendepolimerisasi oksidatif lignin dengan mensekresi beberapa
enzim, seperti lignin peroxidase, manganese peroxidase, lakase. Jamur
ligninolitik tidak hanya menggunakan lignin sebagai satu-satunya sumber energi
dan karbon bagi pertumbuhannya, tetapi juga beberapa polisakarida yang ada pada
substrat lignoselulosik, dan fungsi utama ligninolisis adalah untuk membuka
polisakarida sehingga polisakaridanya (selulosa dan hemiselulosa) dapat
dipecahkan oleh jamur (Hammel, 1997).
Jamur pelapuk putih ini dapat
menguraikan lignin, selulosa dan hemiselulosa yang terdapat dalam limbah padat
seperti tandan kosong kelapa sawit. Secara garis besar selulosa terdiri dari 3
komponen utama, yaitu lignin, selulosa,
dan hemiselulosa. Selulosa berbentuk serat panjang, rantai selulosa menyatu
dengan ikatan hidrogen membentuk serat selulosa. Serat-serat ini diikat menjadi
satu oleh hemiselulosa membentuk benang halus.
Beberapa serat diikat dan diselubungi oleh lignin (Isroy, 2010).
Pemanfaatan
perlakuan hayati seperti jamur-jamur pelapuk putih untuk menghancurkan ikatan
lignin dengan maksud sedikit polisakarida yang hilang. Penelitian ini bertujuan
untuk mempelajari delignifikasi bagas menggunakan delapan jenis jamur pelapuk
putih (white rot fungi) dan diukur berapa besar kehilangan beratnya, kandungan
lignin, selulosa, serta hemiselulosa. Karakter-karakter lain dari jamur pelapuk
putih ini juga dipelajari antara lain pengaruh media, temperatur inkubasi dan
pH serta kemampuan untuk mengoksidasi asam tanat dan asam galat dalam media
agar (Rosyida dkk, 2011).
BAB
III
PENGOLAHAN
PAKAN DENGAN MENGGUNAKAN
JAMUR
PELAPUK PUTIH
Salah satu contoh bahan pakan
yang dapat diolah menjadi pakan untuk ternak dengan menggunakan jamur pelapuk
putih yaitu sekam padi. Sekam padi adalah kulit biji padi yang sudah digiling
dan biasanya dijadikan sebagai media pertumbuhan jamur. Tahun 2004, produksi
sekam padi memcapai 1.959,731 ton, namun terbatasnya sekam padi sebagai pakan
dikarenakan sekam padi memiliki kandungan serat kasar dan lignin yang tinggi.
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kandungan nutrisi sekam
padi sebagai pakan adalah fermentasi menggunakan jamur pelapuk putih.
Fermentasi sering didefenisikan sebagai proses pemecahan karbohidrat
dan asam amino secara anaerob yaitu tanpa memerlukan oksigen. Namun dapat juga
dilakukan secara aerob. Proses fermentasi tidak akan berlangsung tanpa adanya
enzim katalis spesifik yang akan dapat dikeluarkan oleh mikroorganisme
tertentu. Proses fermentasi mikroorganisme memperoleh sejumlah energi untuk
pertumbuhannya dengan jalan
merombak bahan yang memberikan zat-zat hara atau mineral bagi mikroorganisme
seperti hidrat arang, protein, vitamin dan lain-lain(Sembiring,
2006).
Fermentasi makanan adalah kondisi perlakuan
dan penyimpanan produk dalam lingkungan dimana beberapa tipe organisme dapat
berkembangbiak dengan baik sekali. Proses fermentasi makanan dapat dilakukan
melalui kultur media padat, semi padat atau media cair, sedangkan kultur
terendam dilakukan dengan menggunakan media cair dalam biorektor atau fermentor
(Sembiring, 2006).
Fermentasi dengan menggunakan kapang Phanerochaete
chrysosporium secara substrat padat memungkinkan terjadi perubahan komponen
bahan yang sulit dicerna menjadi lebih mudah dicerna serta meningkatkan nilai gizi
protein dan energi metabolis.
Melalui fermentasi terjadi pemecahan substrat
oleh enzim – enzim tertentu terhadap bahan yang tidak dapat dicerna, misalnya
selulosa dan hemiselulosa menjadi gula sederhana. Selama proses fermentasi
terjadi pertumbuhan kapang yang dihasilkan oleh protein hasil metabolisme dari
kapang sehingga terjadi peningkatan kadar protein.
Phanerochaete chrysosporium adalah jamur pelapuk putih yang dikenal
kemampuannya dalam mendegradasi lignin. Phanerochaete chrysosporium adalah
kapang pendegradasi lignin dari kelas basidiomycetes yang membentuk
sekumpulan miselia dan berkembang biak secara aseksual melalui spora atau
seksual dengan perlakuan tertentu. Phanerochaete chrysosporium dapat
mendegradasi lignin dan senyawa turunannya secara efektif dengan cara
menghasilkan enzim peroksidase ekstraselular yang berupa lignin peroksidase
(LiP) dan mangan peroksidase (MnP) (Sembiring, 2006).
Wain Wraight (1992) mengemukakan bahwa
keuntungan yang dapat diperoleh dari penggunaan jamur pelapuk putih ialah untuk
mendegradasi ikatan lignin. Phanerochaete chrysosporium memiliki sifat
tumbuh yang tidak begitu baik dibanding jamur lain yaitu waktu tumbuh jamur ini
lambat, untuk hidup memerlukan media yang memiliki energi yang tinggi.
BAB
IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas
dapat disimpulkan bahwa penggunaan jamur pelapuk putih sangat baik untuk
pengolahan bahan pakan dikarenakan jamur pelapuk
putihmerupakan jamur yang dapat dipakai untuk meningkatkan kualitas bahan pakan
yang sulit dicerna. Jamur pelapuk ini dapat memecah ikatan lignoselulosa karena
jamur ini mengeluarkan. enzirn fenoloxidase, laccase dan manganoxidase yang
termasuk enzim-enzim pemecah lignin
B.
Saran
Sebaiknya dalam pengolahan bahan
pakan harus memperhatikan bagaimana tingkat nutrisi dan kecernaan dari bahan
pakan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2012. Karakteristik Jamur
Pelapuk Putih. http://ajjkdlee.wordpress.com.
Diakses pada tanggal 26 Oktober 2014
Fengel, D., G. Wegener. 1995. Kayu : Kimia, Ultrastruktur, Reaksi-reaksi. Diterjemahkan oleh
Hardjono Sastrohamidjoyo. Cetakan I, Gajah Mada University Press, Yogyakarta.
Hal. 124-154.
Hammel K.E. (1997). Fungal Degradation Of Lignin. Di
Dalam: Cadisch G, Giller KE, Editor. Driven By Nature: Plantt Litter Quality
And Decompostion. London: CAB International. hlm. 33-45.
Isroy. 2010. Pengolahan
Jerami Padi dengan Fermentasi. http://isroi.wordpress.com. Diakses
pada tanggal 26 Oktober 2014
Rosyida dkk. 2011. Karakterisasi Jamur Pelapuk Putih
Pendegradasi Lignin Pada Bagas Yang Berpotensi Sebagai Senyawa Berbasis
Lignoselulosa. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.
Sembiring, P. 2006. Biokonversi Limbah Pabrik Minyak Inti Sawit
dengan Phanerochaete Crysosporium dan Budidaya Jamur. Pascasarjana, UNPAD, Bandung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar