Minggu, 09 November 2014

PENGOLAHAN PAKAN DENGAN MENGGUNAKAN JAMUR PELAPUK PUTIH



MAKALAH KELOMPOK
TEKNOLOGI PENGOLAHAN PAKAN

PENGOLAHAN PAKAN DENGAN MENGGUNAKAN JAMUR PELAPUK PUTIH


DISUSUN OLEH

MUH. AKBAR                                 I 111 12 281
WAHYU ARYANTO. AM              I 111 12 283
RAHMAT BURHAN                       I 111 12 285
M. FADIEL HAMID                        I 111 12 287
NESMAWATI                                  I 111 12 289
KURNIATI                                       I 111 12 291
WENDY NATALIA                                    I 111 12 293
RAHMA NINGSI                             I 111 12 295
SURYANTI ILYAS                         I 111 12 297



FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2014
KATA PENGANTAR
بِسْــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــــمِ
Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kepada Allah, karena atas rahmat, taufik, dan hidayah-Nylah sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah Sosiologi Peternakan Mengenai Pengolahan Pakan dengan Jamur Pelapuk Putih sebagai salah satu syarat untuk lulus mata teknologi pengolahan pakan.
Pada kesempatan kali ini, kami mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah meluangkan waktunya untuk membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini. Serta terima kasih kepada teman-teman atas kerja samanya dlam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan Makalah ini, tentu masih terdapat beberapa kesalahan dan amsih jauh dari yang diharapkan. Maka dari itu, kami membutuhkan kritik dan saran yang bersifa membangun, agar kedepannya dapat mencapai kesempurnaan.
Akhir kata, semoga Makalah ini dapat digunakan dan dimanfaatkan bagi kita semua. Amin.
Makassar,      November 2014

            Tim Penulis









BAB I
PENDAHULUAN
A.                Latar Belakang
Pakan merupakan segala sesuatu yang diberikan kepada ternak yang dapat dicerna tanpa mengganggu kesehatan. Pakan memberikan pengaruh yang cukup besar dalam produktifitas ternak sehingga ketersediaan pakan dengan kandungan nutrisi yang baik sangatlah penting, bila ternak kekurangan pakan baik secara kualitas maupun kuantitas dapat menurunkan produktifitas dari ternak.  Salah satu yang dapat digunakan dalam mengatasi kekurangan pakan adalah dengan memanfaatkan limbah sebagai bahan pakan.  Ada dua hal yang perlu diperhatikan pada penggunaan limbah sebagai pakan yaitu, ketersediaannya sebagai bahan pakan dan nilai ekonomis dari limbah tersebut. Salah satu limbah pertanian yang ketersediaannya melimpah dan murah harganya adalah sekam padi.
Salah satu pengolahan pakan yang dapat digunakan dalam meningkatkan mutu dari pakan limbah adalah dengan fermentasi. Fermentasi adalah reaksi oleh biokatalis yang digunakan untuk mengubah substra tmenjadi produk baru. Fermentasi dilakukan dengan menambahkan kulturorganisme bersama media penyeleksi sehingga proses fermentasi dapat berlangsung lebih cepat.
Jamur pelapuk putih adalah mikroorganisme dengan keunikan yang istimewa dimana jamur pelapuk putih dapat mendegradasi lignin. Jamur pelapuk putih sanggup menguraikan lignin secara sempurna menjadi air (H2O) dan karbondioksida (CO2). Dengan bantuan jamur pelapuk putih lignin bias didegradasi tanpa perlu melakukan proses yang membutuhkan energy dan biaya tinggi.  Hal inilah yang melatar belakangi pembuatan makalah ini.

B.                 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas pada makalah ini yaitu;
1.      Apa manfaat dari jamur pelapuk putih ?
2.      Bagaimana jamur pelapuk putih dapat berperan dalam pengolahan bahan pakan ?




BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Jamur pelapuk putih adalah mikroorganisme dengan keunikan yang istimewa dimana jamur pelapuk putih dapat mendegradasi lignin.  Jamur pelapuk putih sanggup menguraikan lignin secara sempurna menjadi air (H2O) dan karbondioksida (CO2).  Dengan bantuan jamur pelapuk putih lignin bisa didegradasi tanpa perlu melakukan proses yang membutuhkan energi dan biaya tinggi.  Oleh karena itu dilakukan penelitian untuk meningkatkan kecernaan BK dan BO in vitro sekam padi yang telah difermentasi oleh jamur pelapuk putih (Anonim, 2012).
Jamur pelapuk kayu dibedakan atas jamur pelapuk putih, pelapuk coklat, pelapuk lunak. Jamur pelapuk putih menyerang lignin maupun polisakarida.  Kayu yang terdegradasi menjadi putih dan lunak.  Berbeda dengan jamur pelapuk putih, jamur pelapuk coklat mendegradasi polisakarida kayu dan mendegradasi sedikit lignin sehingga kayu menjadi coklat dan rapuh, sedangkan jamur pelapuk lunak mampu mendegradasi selulosa dan komponen penyusun dinding sel sehingga lebih lunak (Fengel dan Wegener, 1995).
Jamur pelapuk putihmenguraikan lignin melalui proses oksidasi menggunakan enzim phenol oksidase menjadi senyawa yang lebih sederhana sehingga dapat diserap oleh mikroorganisme. Jamur pelapuk putih memiliki keistimewaan yang unik, yaitu kemampuannya untuk mendegradasi lignin.  Jamur pelapuk putih sanggup menguraikan lignin secara sempurna menjadi air dan karbondioksida (Isroy, 2010). 
Jamur mendegradasi lignin secara keseluruhan menjadi karbon dioksida untuk masuk ke polisakarida kayu yang dilindungi oleh lignin-karbohidrat kompleks. Jamur pelapuk putih mendepolimerisasi oksidatif lignin dengan mensekresi beberapa enzim, seperti lignin peroxidase, manganese peroxidase, lakase. Jamur ligninolitik tidak hanya menggunakan lignin sebagai satu-satunya sumber energi dan karbon bagi pertumbuhannya, tetapi juga beberapa polisakarida yang ada pada substrat lignoselulosik, dan fungsi utama ligninolisis adalah untuk membuka polisakarida sehingga polisakaridanya (selulosa dan hemiselulosa) dapat dipecahkan oleh jamur (Hammel, 1997).
Jamur pelapuk putih ini dapat menguraikan lignin, selulosa dan hemiselulosa yang terdapat dalam limbah padat seperti tandan kosong kelapa sawit. Secara garis besar selulosa terdiri dari 3 komponen utama,  yaitu lignin, selulosa, dan hemiselulosa. Selulosa berbentuk serat panjang, rantai selulosa menyatu dengan ikatan hidrogen membentuk serat selulosa. Serat-serat ini diikat menjadi satu oleh hemiselulosa membentuk benang halus.  Beberapa serat diikat dan diselubungi oleh lignin (Isroy, 2010). 
Pemanfaatan perlakuan hayati seperti jamur-jamur pelapuk putih untuk menghancurkan ikatan lignin dengan maksud sedikit polisakarida yang hilang. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari delignifikasi bagas menggunakan delapan jenis jamur pelapuk putih (white rot fungi) dan diukur berapa besar kehilangan beratnya, kandungan lignin, selulosa, serta hemiselulosa. Karakter-karakter lain dari jamur pelapuk putih ini juga dipelajari antara lain pengaruh media, temperatur inkubasi dan pH serta kemampuan untuk mengoksidasi asam tanat dan asam galat dalam media agar (Rosyida dkk, 2011).
BAB III
PENGOLAHAN PAKAN DENGAN MENGGUNAKAN
JAMUR PELAPUK PUTIH
Salah satu contoh bahan pakan yang dapat diolah menjadi pakan untuk ternak dengan menggunakan jamur pelapuk putih yaitu sekam padi. Sekam padi adalah kulit biji padi yang sudah digiling dan biasanya dijadikan sebagai media pertumbuhan jamur. Tahun 2004, produksi sekam padi memcapai 1.959,731 ton, namun terbatasnya sekam padi sebagai pakan dikarenakan sekam padi memiliki kandungan serat kasar dan lignin yang tinggi. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kandungan nutrisi sekam padi sebagai pakan adalah fermentasi menggunakan jamur pelapuk putih.
Fermentasi sering didefenisikan sebagai proses pemecahan karbohidrat dan asam amino secara anaerob yaitu tanpa memerlukan oksigen. Namun dapat juga dilakukan secara aerob. Proses fermentasi tidak akan berlangsung tanpa adanya enzim katalis spesifik yang akan dapat dikeluarkan oleh mikroorganisme tertentu. Proses fermentasi mikroorganisme memperoleh sejumlah energi untuk pertumbuhannya dengan jalan merombak bahan yang memberikan zat-zat hara atau mineral bagi mikroorganisme seperti hidrat arang, protein, vitamin dan lain-lain(Sembiring, 2006).
Fermentasi makanan adalah kondisi perlakuan dan penyimpanan produk dalam lingkungan dimana beberapa tipe organisme dapat berkembangbiak dengan baik sekali. Proses fermentasi makanan dapat dilakukan melalui kultur media padat, semi padat atau media cair, sedangkan kultur terendam dilakukan dengan menggunakan media cair dalam biorektor atau fermentor (Sembiring, 2006).
Fermentasi dengan menggunakan kapang Phanerochaete chrysosporium secara substrat padat memungkinkan terjadi perubahan komponen bahan yang sulit dicerna menjadi lebih mudah dicerna serta meningkatkan nilai gizi protein dan energi metabolis.
Melalui fermentasi terjadi pemecahan substrat oleh enzim – enzim tertentu terhadap bahan yang tidak dapat dicerna, misalnya selulosa dan hemiselulosa menjadi gula sederhana. Selama proses fermentasi terjadi pertumbuhan kapang yang dihasilkan oleh protein hasil metabolisme dari kapang sehingga terjadi peningkatan kadar protein.
Phanerochaete chrysosporium adalah jamur pelapuk putih yang dikenal kemampuannya dalam mendegradasi lignin. Phanerochaete chrysosporium adalah kapang pendegradasi lignin dari kelas basidiomycetes yang membentuk sekumpulan miselia dan berkembang biak secara aseksual melalui spora atau seksual dengan perlakuan tertentu. Phanerochaete chrysosporium dapat mendegradasi lignin dan senyawa turunannya secara efektif dengan cara menghasilkan enzim peroksidase ekstraselular yang berupa lignin peroksidase (LiP) dan mangan peroksidase (MnP) (Sembiring, 2006).
Wain Wraight (1992) mengemukakan bahwa keuntungan yang dapat diperoleh dari penggunaan jamur pelapuk putih ialah untuk mendegradasi ikatan lignin. Phanerochaete chrysosporium memiliki sifat tumbuh yang tidak begitu baik dibanding jamur lain yaitu waktu tumbuh jamur ini lambat, untuk hidup memerlukan media yang memiliki energi yang tinggi.


BAB IV
PENUTUP
A.                Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa penggunaan jamur pelapuk putih sangat baik untuk pengolahan bahan pakan dikarenakan jamur pelapuk putihmerupakan jamur yang dapat dipakai untuk meningkatkan kualitas bahan pakan yang sulit dicerna. Jamur pelapuk ini dapat memecah ikatan lignoselulosa karena jamur ini mengeluarkan. enzirn fenoloxidase, laccase dan manganoxidase yang termasuk enzim-enzim pemecah lignin
B.                 Saran
Sebaiknya dalam pengolahan bahan pakan harus memperhatikan bagaimana tingkat nutrisi dan kecernaan dari bahan pakan tersebut.


DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2012. Karakteristik Jamur Pelapuk Putih. http://ajjkdlee.wordpress.com. Diakses pada tanggal 26 Oktober 2014

Fengel, D., G. Wegener. 1995. Kayu : Kimia, Ultrastruktur, Reaksi-reaksi. Diterjemahkan oleh Hardjono Sastrohamidjoyo. Cetakan I, Gajah Mada University Press, Yogyakarta. Hal. 124-154.

Hammel K.E. (1997). Fungal Degradation Of Lignin. Di Dalam: Cadisch G, Giller KE, Editor. Driven By Nature: Plantt Litter Quality And Decompostion. London: CAB International. hlm. 33-45.

Isroy. 2010. Pengolahan Jerami Padi dengan Fermentasi. http://isroi.wordpress.com. Diakses pada tanggal 26 Oktober 2014

Rosyida dkk. 2011. Karakterisasi Jamur Pelapuk Putih Pendegradasi Lignin Pada Bagas Yang Berpotensi Sebagai Senyawa Berbasis Lignoselulosa. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.

Sembiring, P. 2006. Biokonversi Limbah Pabrik Minyak Inti Sawit dengan Phanerochaete Crysosporium dan Budidaya Jamur. Pascasarjana, UNPAD, Bandung.





Tidak ada komentar: