TUGAS
INDIVIDU
ANALISIS
DAN STUDI KELAYAKAN PROYEK
“ASPEK
MANAJEMEN DAN ORGANISASI”
NAMA : RAHMA NINGSI
NIM : I 111 12 295
KELAS : A (GANJIL)
FAKULTAS
PETERNAKAN
UNIVERSITAS
HASANUDDIN
MAKASSAR
2015
بِسْــــــــــــــمِ
اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْـــــمِ
Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kepada Allah, karena atas
rahmat, taufik, dan hidayah-Nylah sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah
Analisis dan studi kelayakan proyek mengenai “Aspek manajemen
dan organisasi” sebagai
salah satu syarat untuk lulus pada mata kuliah ini.
Pada kesempatan kali ini, kami
mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah meluangkan waktunya untuk
membantu kami dalam menyelesaikan Laporan Lengkap ini.
Kami menyadari bahwa dalam
penyusunan Laporan Lengkap ini, tentu masih terdapat beberapa kesalahan dan
masih jauh dari yang diharapkan. Maka dari itu, kami membutuhkan kritik dan
saran yang bersifat membangun, agar kedepannya dapat mencapai kesempurnaan.
Akhir kata, semoga Laporan lengkap
ini dapat digunakan dan dimanfaatkan bagi kita semua. Amin.
Makassar,
April 2015
Penulis
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Organisasi
adalah kumpulan dua orang atau lebih
yang memiliki paling sedikit satu tujuan umum yang sama dan menyediakan ruang
bagi mereka untuk mengaktualisasikan potensinya guna mewujudkan tujuan umum
yang sama itu. Agar tujuan-tujuan itu bisa dicapai bersama seperti yang
dikehendaki maka organisasi membutuhkan manajemen. Manajemen adalah proses untuk mengelola sumber-sumber organisasi.
Ada dua pemegang kepentingan yang bisa mempengaruhi organisasi, baik secara
langsung maupun tidak secara langsung, yaitu kekuatan Sistem Internal dan
Lingkungan Eksternal.
Karena organisasi adalah kumpulan
dua orang atau lebih maka pengelolaan organisasi tidak akan lepas dari
pembahasan kekuasaan. Namun, dalam hal ini, pemikiran Mary Parker Follet, nabi
manajemen (1868-1933), mengenai circular behaviour atau perilaku yang
saling mempengaruhi diantara anggota organisasi, perlu diperhatikan. Prinsip
kekuasaan menurut Mary Parker
Follet adalah tidak berada di atas tetapi bersama, sehingga distribution of
power getting things done through other people,
sangat mudah dimengerti sebagai sebuah penjelasan apa itu manajemen dibanding
pemikiran-pemikiran tokoh-tokoh manajemen dan perilaku organisasi yang lain.
itu menjadi sangat penting untuk manggerakkan organisasi.
Pemikiran Mary Parker Folet tersebut
menjelaskan bahwa manajemen adalah sebuah usaha kolektif, bukan usaha
individual. Sebagai sebuah usaha kolektif, kekuasaan didistribusikan ke jenjang
dibawahnya. Distribusi kekuasaan terjadi secara berjenjang dan mencerminkan
penjenjangan organisasi, dari tingkat paling tinggi ke tingkat paling rendah.
Masing-masing tingkat memiliki fungsi yang berbeda-beda namun terangkai dalam
satu sistem jaringan organisasi yang saling melengkapi dan membutuhkan untuk
mewujudkan tujuan organisasi secara bersama. Jadi, kolektifitas usaha itu tidak
lain adalah rangkaian kegiatan dari masing-masing fungsi dalam sistem jaringan
organisasi. Dengan kata lain, kerjasama untuk mewujudkan tujuan dan
sasaran-sasaran organisasi yang dilakukan oleh fungsi-fungsi organisasi atau
unit-unit organisasi adalah sebuah usaha kolektif yang dilakukan oleh semua
anggota organisasi.
Perilaku sirkular yang dicetuskan
oleh Mary Parker Follet 1920 itu kemudian dapat dijumpai dalam visualisasi
anatomi organisasi Robbins beberapa windu kemudian. Menurut Robbin, interaksi
antara individu dengan indvidu, individu dengan kelompok, kelompok dengan
kelompok adalah saling mempengaruhi. Dalam hal ini, Robbin membagi anatomi
organisasi menjadi tiga bagian yaitu Individu, Kelompok, dan Sistem. Persepsi
individu mengenai organisasi terbangun dalam proses belajar individu melalui
komunikasi individu dengan kelompoknya. Selanjutnya, interaksi terjadi pula
dalam komunikasi antar kelompok dalam struktur kelompok dimana pemimpin
berperan. Yang terakhir, pemimpin melalui struktur dan disain organisasi serta
kebijakan dan peraturan organisasi berusaha untuk membentuk budaya organisasi
di tingkat sistem. Namun demikian, ketika obyek dari peratutan dan kebijakan
organisasi, struktur dan disain organisasi, dan budaya organsasi adalah manusia
dan kelompok maka interaksi yang saling mempengaruhi akan terjadi secara timbal
balik. Inilah sebenarnya esensi perilaku sirkular dalam sebuah organisasi.
B.
Tujuan
Dengan dibuatnya makalah ini
diharapkan kita dapat mengerti dan memahami tentang teori aspek pasar dan
organisasi
C. Rumusan
Masalah
1.
Apa
itu aspek manajemen?
2.
Bagaimana
pengaplikasiannya dalam proyek
3.
Apa
itu organisasi?
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Aspek Manajemen
Aspek manajemen dan organisasi
merupakan aspek yang cukup penting dianalisis untukkelayakan suatu usaha.
Karena walaupun suatu usaha telah dinyatakan layak untuk dilaksanakan tanpa
didukung dengan manajemen dan organisasi yang baik, bukan tidak mungkin akan
mengalami kegagalan.
Baik menyangkut masalah SDM maupun
menyangkut rencana perusahaan secara keseluruhan haruslah disusun sesuai dengan
tujuan perusahaan. Tujuan perusahaan akan lebih mudah tercapai jika memenuhi
kaidah-kaidah atau tahapan dalam proses manajemen. Proses manajemen atau kaidah
ini tergambar dari masing-masing fungsi yang ada dalam manajemen.
Masing-masing fungsi tidak dapat
berjalan sendiri-sendiri, akan tetapi harus dilaksanakan secara
berkesinambungan, karena kaitan antaraa satu fungsi dan fungsi lainnya sangat
erat. Apabila salah satu fungsi tidak dapat dijalankan secara baik, maka jangan
diharapkan tujuan perusahaan dapat tercapai. Untuk keperluan studi kelayakan
bisnis yang perlu dianalisis adalah bagaimana fungsi-fungsi manajemen seperti
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan diterapkan secara
benar.
Adapun fungsi-fungsi manajemen
tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Perencanaan (planning)
Perencanaan ialah proses menentukan
arah yang akan ditempuh dan kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.
2. Pengorganisasian (organizing)
Pengorganisasian ialah proses
mengelompokkan kegiatan-kegiatan atau pekerjaan-pekerjaan dalam unit-unit.
3. Pelaksanaan (actuating)
Pelaksanaan ialah proses untuk
menjalankan kegiatan/pekerjaan dalam organisasi
4. Pengawasan(controlling)
Pengawasan ialah proses untuk
mengukur dan menilai pelaksanaan tugas apakah telah sesuai dengan rencana.
B.
Manajemen Pembangunan Proyek
Manajemen proyek adalah system untuk
merencanakan, melaksanakan, dan mengawasai pembagunan proyek dengan efesien. Manajemen proyek system informasi ditekankan pada
tiga faktor, yaitu :manusia, masalah dan proses. Dalam pekerjaan sistemin formasi
fakto rmanusia sangat berperan pentingdalam suksesnya manajemen proyek. Pentingnya
factor manusia dinyatakan dalam model pematangan kemampuan manajement manusia yang berfungsi untuk
meningkatkan kesiapanorganisasiperangkatlunak (sisteminformasi) dalam menyelesaikan
masalah dengan melakukan kegiatan menerima, memilih, kinerja manajemen,
pelatihan, kompensasi, pengembangan karier, organisasi dan rancangan kerja serta
pengembangan tim.
·
Perencanaan
Proyek
Dalam melaksanakan proyek perlu dianalisis rencana kerja
yang meliputi :
·
Jenispekerjaan
·
Waktupenyelesaian
·
Tenagapelaksana
·
Peralatan
·
Anggaran
Dalam perencanaan proyek biasanya digunakan
bantuan teknik seperti bagan gantt atau diperluas dengan menggunakan analisis jaringan
seperti program PERT ( program evalution and review technique) dan CPM (
critical path method).
Tujuan utama, menggunakan teknik-teknik
tersebut adalah untuk membantu pihak perencana agar lebih mudah dalam memperkirakan
kapan suatu proyek akan selesai, kalau harus dipercepat, aktivitas-aktivitas mana
yang harus dipercepat, dan berapa tambahan biayanya.
Dengan demikian rencanaproyek yang
baikakan meliputi unsur-unsur berikut :
a.
Menempatkan
tujuan
b.
Mendefenisikan
proyek
c.
Mencantumkan
langkah utama untuk dilakukan
d.
Jadwal
waktu untuk penyelesaian
e.
Analisis
biaya / manfaat
f.
Uraian
mengenai sumber daya yang dibutuhkan untuk melaksanakan proyek.
·
Penjadwalan
Proyek
Jadwal proyek adalah menentukan aktivitas
aktivitas proyek dalam urutan waktu tertentu, dimana mereka harus dimunculkan.
Pendekatan penjadwalan yang popular adalah bagan. Bagan ini menunjukkan hubungan
antara aktivitas proyek dan batasan waktu. Keunggulan bagangantt adalah sederhana
dan mudah ditafsirkan dan efektif digunakan dalam proyek yang mempunya iaktivitas
atau kegiatan relative sedikit atau proyek yang masih sederhana. Penjadwalan proyek
digunakan untuk beberapa tujuan berikut :
1.
Menggambarkan
hubungan dari setiap aktivitas dari keseluruhan proyek.
2.
Mengedintifikasi
hubungan yang yang harus didahulukan antara aktivitas-aktivitas yang ada.
3.
Memperkirakan
waktu, biaya yang realitas untuk setiap aktivitas.
4.
Membantu
penggunaan uang, orang dan sumber daya peralatan yang lebih baik dengan mengidentifikasi
jalur kritis dan kemacetan dalam proyek.
5.
Memperbaiki
dan memperbaharui rencana atau jadwal semula.
·
Pengawasan
Proyek
Mengawasi dan mengendalikan proyek merupakan
hal yang penting untuk menjaga agar proyek selesai tepat pada waktunya. Mengawasi
suatu proyek meliputi monitoring terhadap sumberdaya, biaya, kualitas dan anggaran.
Pengawasan juga berarti menyimpulkan umpan balik untuk memperbaiki rencana proyek
dan memindahkan sumberdaya ketempat dimana yang paling dibutuhkan.
Alat-alat yang sering digunakan untuk
maksud tersebut adalah PERT dan CPM, laporan yang menjelaskan tentang anggaran untuk
setiap bidang kegiatan, aktivitas yang ditunda, aktivitas yang longgar,
aktivitas proyek keseluruhan.
C.
Manajemen
Sumber Daya Manusia
Selanjutnya perlu dianalisis adalah
kesiapan perusahaan yang berkaitan dengan manajemen sumber manusia mulai dari
pengadaan sampai pada penempatan di jabatan tertentu untuk menjalankan kegiatan
perusahaan. Manajemen sumber daya manusia merupakan suatu konsep yang bertalian
dengan kebijaksanaan, prosedur, dan praktik bagaimana mengelola atau mengatur
orang dalam perusahaan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Manajemen sumber daya manusia dapat
dijabarkan dalam fungsi manajerial yang meliputi perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, dan pengawasan, dan fungsi operatif yang meliputi pengadaan,
kompensasi, pengembangan, integrasi, pemeliharaan, dan pemutusan hubungan
kerja.
Analisis Jabatan
Komponen organisasi yang paling
penting adalah pekerjaan atau jabatan. Untuk mencapai tujuan organisasi perlu
menetapkan jenis-jenis pekerjaan yang harus dilaksanakan. Pihakj manajemen, dan
khususnya manajemen sumber daya manusia mutlak perlu mempunyai
keterangan-keterangan yang lengkap dan tepat mengenai semua jabatan untuk dapat
melaksanakan tiap fungsi operatif dengan baik. Keterangan-keterangan jabatan tersebut
diperoleh dari analisis-analisis jabatan.
Analisis jabatan merupakan suatu
proses untuk mempelajari dan mengumpulkan berbagai informasi yang berhubungan
dengan suatu jabatan. Untuk itu kita perlu mengetahui pekerjaan-pekerjaan apa
saja yang harus dikerjakan, bagaimana mengerjakannya, dan mengapa pekerjaan itu
harus dikejakan.
Jadi analisis jabatan dapat
diartikan suatu proses yang sistematis untuk mengumpulkan, menganalisis, dan
menyintesiskan data jabatan akan diperoleh uraian jabatan dan spesifikasi
jabatan. Uraian jabatan memuat keterangan yang lengkap, singkat, jelas, dan
konsisten mengenai suatu jabatan.
Uraian jabatan memuat hal-hal sebagai berikut:
1.
Identitas
jabatan
2.
Fungsi
jabatan
3.
Uraian
tugas
4.
Wewenang
5.
Tanggung
jawab
6.
Hubungan
kerja
7.
Bahan,
alat, dan mesin yang digunakan, dan
8.
Kondisi
kerja
Adapun spesifikasi jabatan atau
persyaratan jabatan memuat syarat-syarat minimum yang harus dipenuhi oleh
seseorang agar dapat melaksanakan jabatan tertentu dengan baik.
Persyaratan jabatan memuat antara lain:
1.
Persyaratan
pendidikan
2.
Persyaratan
pelatihan
3.
Persyaratan
pengalaman
4.
Persyaratan
psikologi, dan
5.
Persyaratan
khusus
Informasi analisis jabatan bisa
berguna bagi perencanaan sumber daya manusia, penarikan tenaga kerja,
orientasi, pelatihan, dan pengembangan, penilaina pelaksanaan pekerjaan,
perencanaan karier, kompensasi, keselamatan, dan kesehatan pegawai, serta hubungan
ketenaga kerjaan, restrukturasi organisasi/perusahaan, desain pekerjaan,
program pengembangan kualitas.
Pada umumnya pendekatan jabatan
didasarkan pada pendekatan sbb:
·
Analisis
Jabatan
1. Uraian
jabatan memuat hal sebagai berikut:
Identitas jabatan, fungsi jabatan, uraian tugas, wewenang, tanggung jawab,
hubungan kerja, alat dan mesin yang digunakan serta kondisi kerja.
2. Persyaratan
jabatan memuat hal sebagai berikut:
Persyaratan pendidikan, pelatihan, pengalaman, psikologi, dan persyaratan
khusus.
·
Perencanaan
SDM
Perencanan
sumber daya manusia
adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk meramalkan atau memperkirakan
kebutuhan sumber daya manusia dalam suatu bisnis.
Perkiraan kebutuhan tenaga kerja
yang diperlukan didasarkan pertimbangan rencana produksi atau jasa yang
dihasilkan sesuai dengan jenis investasi yang dijalankan.
Setelah struktur organisasi
dibentuk, uraian jabatan serta jumlah sumber daya manusia telah direncanakan
langkah selanjutnya:
·
Pengadaan
Tenaga Kerja
Pengadaan
tenaga kerja (procurement) merupakan upaya untuk memperoleh tenaga kerja yang tepat
untuk memenuhi kebutuhan organisasi untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan.
Pengadaan tenaga kerja meliputi :
1. Penarikan
(recruitment)
adalah upaya untuk mencari calon karyawan yang memenuhi syarat sehingga dapat
diperoleh orang-orang yang paling tepat mengisi lowongan yang ada.
2. Seleksi adalah suatu proses untuk memilih
atau mendapatkan tenaga yang memenuhi syarat yang telah ditentukan.
3. Penempatan
(placement)
adalah pencocokan seseorang dengan jabatan yang akan dijabatnya berdasarkan
pada kebutuhan jabatan.
·
Kompensasi
Kompensasi adalah penghargaan atau imbalan
yang diterima para tenaga kerja atau karyawan atas kontribusinya dalam
mewujudkan tujuan perusahaan.
Kompensasi terdiri dari:
1. Kompensasi finansial terdiri dari:
upah, gaji, komisi dan bonus
2. Kompensasi nonfinansial terdiri
dari: rasa aman, pengembangan diri, peluang kenaikan gaji, simbol status,
pujian dan pengakuan, kenyamanan tugas, dll.
·
Pengembangan
Pengembangan adalah suatu kegiatan dalam rangka
meningkatkan mutu tenaga kerja agar selalu dapat mengikuti perkembangan
perusahaan maupun meningkatkan kemampuan kerja misalnya dalam bentuk pelatihan
dan pengembangan.
·
Integrasi
Integrasi adalah kegiatan rutin perusahaan
untuk selalu menyesuaikan program-programnya dengan kepentingan organisasi,
pribadi, dan masyarakat seperti serikat pekerja.
·
Pemeliharaan
Pemeliharaan adalah fungsi untuk mempertahankan
dan meningkatkan tenaga kerja yang ada dengan memperhatikan keselamatan dan
kesehatan kerja.
·
Pemutusan
Hubungan Kerja (PHK)
PHK adalah fungsi untuk melaksanakan
pemutusan hubungan kerja dengan karyawan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Bentuk
PHK seperti pensiun muda, pensiun sesuai batas umur, mengundurkan diri, dan
dipecat.
D.
Pengertian
Organisasi
Istilah organisasi berasal dari kata
organon/bahasa yunani. Yang berarti alat, tools. Organisasi didefinisikan oleh
beberapa ahli sebagai berikut :
- Menurut Prof. Dr. Sondang Siagian, Organisasi adalah setiap bentuk persekutuan dua orang atau lebih yang bekerja sama untuk suatu tujuan bersama dan terikat secara formal.
- Menurut Chester I. Barnard, Organisasi adalah suatu system aktivitas kerjasama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih.Menurut Stoner, Organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang di bawah pengarahan manajer mengejar tujuan bersama.
Organisasi adalah susunan dan aturan
dari berbagai-bagai bagian (orang dsb) sehingga merupakan kesatuan yang
teratur. (W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia). Jadi, paling
tidak definisi organisasi terdiri dari :
1. orang orang/sekumpulan orang
2. kerjasama
3. tujuan bersama
Salah satu bagian penting organisasi
adalah pengelompokkan informal dan hubungan-hubungan pribadi yang dapat lebih
berpengaruh dibanding dengan hubungan formal.
1. Organisasi Formal
Organisasi formal adalah kumpulan
dari dua orang atau lebih yang mengikatkan diri dengan suatu tujuan bersama
secara sadar serta dengan hubungan kerja yang rasional.
Contoh : Perseroan terbatas, Sekolah, Negara, dan lain
sebagainya.
2. Organisasi Informal
Organisasi informal adalah kumpulan
dari dua orang atau lebih yang telibat pada suatu aktifitas serta tujuan
bersama yang tidak disadari.
Contoh
: Arisan ibu-ibu sekampung, belajar bersama anak-anak sd, kemping ke gunung
pangrango rame-rame dengan teman, dan lain-lain.
Desain Struktur
Organisasi Formal
Struktur
organisasi formal disusun adalah untuk membantu pencapaian tujuan organisasi
dengan lebih efektif. Organisasi formal harus memiliki tujuan dan sasaran
supaya tahu bagaimana menjalankan organisasi untuk mencapainya. Tujuan
organisasi akan menentukan struktur organisasi organisasinya, yaitu dengan
menentukan seluruh tugas pekerjaan, hubungan antar tugas, batas wewenang, dan
tanggung jawab untuk menjalankan masing-masing tugas tersebut.
Strategi Organisasi
Hubungan erat
antara strategi dan struktur organisasional pertama kali dijelaskan oleh
Chandler dalam studinya pada beberapa perusahaan besar. Dia menyatakan bahwa
“struktur mengikuti strategi”.
Dalam pemilihan suatu strategi dan struktur untuk mengiimplementasikan para
manajer harus mempertimbangkan pengaruh lingkungan eksternal terhadap
organisasi. Hubungan antara strategi, struktur, dan lingkungan dapat dipandang
dari dua perspektif utama. Dalam pandangan pertama, organisasi adalah reaktif
terhadap lingkungan : proses perumusan strategi harus memperhatikan lingkungan
dimana organisasi beroperasi pada saat sekarang dan akan beroperasi di waktu
yang akan dating. Dalam pandangan kedua, organisasi proaktif karena proses
perumusan strategi mencakup pemilihan lingkungan dimana organisasi akan
beroperasi dalam jangka waktu yang lebih panjang.
Strategi pada gilirannya akan mempengaruhi struktur organisasi dengan
penjelasan sebagai berikut :
- Strategi menentukan kegiatan-kegiatan organisasional, yang merupakan basis pokok bagi desain organisasi.
- Strategi mempengaruhi pemilihan teknologi dan orang-orang yang tepat untuk pelaksanaan kegiatan-kegiatan tersebut,
- Strategi menentukan lingkungan spesifik di mana organisasi akan beroperasi ini juga akan mempengaruhi struktur.
Lingkungan
Terdapat tiga tipe lingkungan sebagai berikut :
a.
Lingkungan stabil, yaitu lingkungan dengan sedikit atau tanpa perubahan yang
tidak diperkirakan atau tiba-tiba.
b.
Lingkungan berubah (changing environment), yaitu lingkungan dimana inovasi
mungkin terjadi dalam setiap atau semua bidang – produk, pasar, hokum,
teknologi.
c.
Lingkungan bergejolak (turbulent environment). Bila para pesaing melempar produk
baru dan tak terduga ke pasaran, hokum sering diganti, kemajuan teknologi
merubah secara drastic desain produk dan metoda-metoda produksi, organisasi ada
dalam lingkungan bergejolak.
Setelah melakukan study terhadap
berbagai macam perusahaan, Burns dan Salter mengemukakan bahwa system
mekanistik adalah paling sesuai untuk lingkungan stabil, sedangkan system
organic adalah paling sesuai untuk lingkungan bergejolak.
Sistem mekanistik berarti bahwa kegiatan-kegiatan organisasi diperinci menjadi
tugas-tugas yang terpisah dan terspesialisasi. Berbagai sasaran dan wewenang
untuk setiap individu dan sub unit ditentuka sepenuhnya oleh para manajer atas.
Dalam
system organic, individu-individu lebih cenderung bekerja dalam suatu kelompok
daripada bekerja sendiri. Para anggota berkomunikasi dengan semua tingkatan
organisasi untuk mendapatkan informasi dan saran.
Teknologi
Menurut woodward, atas dasar haisl
studinya, ada sejumlah hubungan antara proses teknologi dan struktur
organisasi, yang dapat diuraikan sebagai berikut :
a.
Semakin
kompleks teknologi semakin besar jumlah manajer dan tingkatan manajemen. Dengan
kata lain teknologi yang kompleks menyebabkan struktur organisasi
berbentuk “tall” dan memerlukan derajat supervise dan koordinasi yang lebih
besar.
b.
Rentang
menajemen para manajer lini pertama meningkat dalam produksi unit ke massa dan
kemudian turun dari produksi massa ke proses.
c.
Semakin
tinggi kompleksitas teknologi perusahaan, semakin besar jumlah staf
administrative dan klerikal. Semakin besar jumlah para manajer dalam perusahaan
yang kompleks secara tekhnologis memerlukan jasa-jasa pendukung.
Proses Desain Organisasi
Dalam teori, proses desain
organisasi dapat di mulai dari bawah ke atas (bottom up) atau dari atas ke
bawah (top down). Dengan prosedur ke atas ke bawah, tujuan organisasional umum
diterjemahkan menjadi tujuan khusus sebagai sarana pencapaian hasil akhir yang
diinginkan. Tujuan ini kemudian menjadi dasar dengan mana serangkaian
departemen dapat diorganisasi.
Dengan pendekatan bawah ke atas,
proses dasar organisasi akan ditetapkan terlebih dulu, di mana hal ini berarti
merumuskan dan menentukan secara simultan teknologi inti yang digunakan.
Setelah itu, posisi untuk mengoprasikan proses tersebut dirumuskan, dan
kebutuhan akan struktur awal mulai muncul posisi manajerial tingkatan bawah
dibutuhkan, untuk menkoordinasikan kegiatan, dan ini selanjutnya memerlukan
koordinasi oleh tingkatan lebih atas bila proses adalah kompleks.
Dimensi –
Dimensi Dasar Struktur Organisasi
a. Pembagian kerja
Secara ringkas dapat dinyatakan
bahwa pembagian kerja akan mempengaruhi tingakat prestasi organiasasi melalui
minimisasi ketergantungan pada individu tertentu atau keterampilan khusus, dan
gerakan atau perpindahan yang percuma komponen pekerja besar. Pembagian kerja
juga mengarahkan penanaman pada peralatan dan mesin mesin yang efisien untuk
meningkatkan produktifitas.
b. Berbagai fungsi yang melekat pada
struktur organisasi
Kegiatan-kegiatan dan
hubungan-hubungan sebagai fungsi –fungsi struktural yang terjadi secara garis
besar dapat diperinci sebagai berikut :
·
Wewenang
(authority), arti wewenang
adalah hak melakukan sesuatu atau memerintah orang lain untuk melakukan
sesuatu. Wewenang merupakan kunci jabatan manajerial.
·
Kekuasaan
(power), sering
dicampur adukan dengan wewenang. Walaupun kekuasaan dan wewenang sering ditemui
bersama, tetapi keduanya berbeda. Bila wewenang adalah hak untuk melakukan
sesuatu, kekuasaan adalah kemampuan untuk melakukan hak tersebut.
·
Tanggung
jawab (responsibility), adalah
kewajiban untuk melakukan sesuatu. Dalam organiasisi, tanggung jawab
adalah kewajiban seseorang untuk melaksanakan tugas atau fungsi organisasi.
·
Akuntabilitas
(accountability),
tidak seperti tanggung jawab, adalah faktor di luar individu dan perasaan
priadinya. Bila seseorang manajer menghendaki pertanggungjawaban untuk suatu
kegiatan yang dilakukan bawahan dapat dikatakan akuntabilitas terjadi.
·
Komunikasi
dalam organisasi.
Dalam organisasi formal, arus informasi mengalir secara khusus. Struktur
organisasi diharapkan dapat menjadi alat utama bagi komunikasi formal ini.
·
Hubungan
lini dan staff.
Masih berhubugan dengan konsep wewenang dikenal apa yang disebut lini dan
staff. Keduanya ini merupakan pendekatan yang berbeda untuk menentukan
deskripsi wewenang dalam organisasi.
·
Rentang
kendali, yang
dimaksud rentang kendali atau pengawasan (span of control) adalah beberapa
orang jumlah bawahan yang dapat dikendalikan secara efektif oleh seorang
manajer atau
atasan.
·
Struktur
flat dan tall.
Dalam analisis organisasi, istilah flat (datar) dan tall (tinggi) digunakan untuk
menggambarkan pola menyeluruh rentang kendali dan tingkatan manajemen.
·
Sentralisasi
dan desentralisasi.
Bila wewenang didelegasikan atau dilimpahkan meluas dalam suatu organiasasi,
desentralisasi wewenang terjadi.
·
Rantai
wewenang skalar.
Karena keseluruhan kegiatan organisasi dibagi-bagi dan dikelompokkan atas dasar
fungsi, produk, wilayah dan sebagainya, dan karena adanya saling ketergantungan
diantaranya, maka kegiatan tersebut harus diintegrasikan.
·
Kesatuan
perintah. Satu
aspek dasar struktur organiasasi lainnya (implisit dalam rantai skalar) adalah
“satu orang, satu atasan”. Ini berarti bahwa
c.
Departementasi
Departementasi atau
departementalisasi bersangkutan dengan proses penentuan cara pengelompokan
kegiatan organisasi. Departemenasi mencerminkan organisasi horizontal pada
setiap tingkat hirarki, dan hubungan erat dengan prinsip spesialisasi klasik.
·
Departementasi
Fungisional.
Pendekatan fungsional untuk
mengelompokan kegiatan oraganisasi ini mungkin merupakan tipe departementasi
yang paling umum dan luas digunakan dalam merancang struktur organisasi.
Kebaikan utama departementasi fungsional adalah berkaitan dengan aspek positif
spesialisasi. Secara teoritis, fungsionalisme akan meningkatkan efisiensi dan
memungkinkan pemanfaatan karyawan dalam peralatan paling ekonomis.
·
Departementasi
produk.
Dengan berkembangnya organisasi
formal departementasi fungsional menjadi semakin sulit dan tidak praktis lagi.
Dalam hal ini, manajemen dapat membentuk divisi-divisi setengah otonom, yang
masing-masing meran merancang, memproduksi dan memasarkan sendiri produknya.
Setiap produk atau lini produk dikelola oleh seorang manajer yang bertanggung
jawab kepada direktur organisasi.
·
Departementasi
wilayah.
Bila organisasi beroperasi di
wilayah yang tesebar, maka departementasi atas dasar wilayah akan diperlukan.
Kegiatan pemasaran yang beroperasi di banyak daerah dalam suatu negara sering
dibagi menjadi kelompok wilayah dengan manajer pemasaran tersendiri (area
manajer) untuk setiap lokasi.
Tipe organisasi divisional ini mempunyai berbagai kebaikan dan kelemahan.
Kebaikan antara lain :
1.
Pengambilan
keputusan leih cepat dan dengan kemungkinan kualitas lebih baik.
2.
Koordinasi
tugas lebih mudah dilaksanakan, karena ada pemusatan kegiatan.
3.
Beban
manajemen pusat menjadi lebih ringan, karena ada pendelegasian wewenang.
4.
Pertanggung
jawaban lebih jelas.
Kelemahan antara lain :
1.
Kepentingan
seluruh organisasi kurang diperhatikan, karena kepentingan terpusat pada ukuran
prestasi divisi.
2.
Meningkatnya
biaya operasional organisasi, kerena cenderung terjadinya kelebihan staff,
duplikasi sumber daya dan peralatan.
3.
Mempersulit
alokasi sumber daya dan konsistensi kebijakan.
E. Bentuk-Bentuk Organisasi
Salah satu
usaha untuk menjamin adanya fleksibilitas dalam rangka pengembangan organisasi,
maka bentuk organisasi harus diusahakan sesederhana mungkin. Dalam
perkembangannya sampai sekarang ini pada pokoknya ada beberapa macam bentuk
organisasi yang masing-masing mempunyai kebaikan dan keburukannya.
·
Organisasi Lini
·
Organisasi Lini dan Staf
·
Organisasi Fungsional
·
Organisasi Fungsional, Lini, dan Staf
·
Organisasi Flat
Organisasi Lini
Adalah bentuk organisasi yang
didalamnya terdapat garis wewenang yang berhubungan langsung secara vertikal
antara atasan dengan bawahan. Setiap kepala unit mempunyai tanggung jawab untuk
melaporkan kepada kepala unit satu tingkat diatasnya. Disebut
sebagai organisasi lini (line/command organization) jika dalam pembagian
tugas serta wewenang terdapat perbedaan yang nyata antara satuan organisasi
pimpinan dengan satuan organisasi pelaksana.
Ciri-cirinya antara lain :
1.
Jumlah
karyawannya sedikit,
2.
Pimpinan
dan karyawan saling mengenal dan dapat berhubungan setiap hari kerja.
3.
Sarana
dan prasarananya terbatas,
4.
Hubungan
atasan dan bawahan bersifat langsung,
5.
Bentuk
lini pada perusahaan perseorangan, pemilik perusahaan adalah sebagai top
manajer.
Kebaikan / keuntungan organisasi lini antara lain :
1.
Atasan
dan bawahan dihubungkan dengan satu garis komando,
2.
Rasa
solidaritas dan spontanitas seluruh anggota organisasi besar,
3.
Proses
decision making (pengambilan keputusan) berjalan cepat,
4.
Disiplin
dan loyalitas tinggi, biaya rendah
5.
Rasa
saling pengertian antar anggota tinggi,
6.
Kesatuan arah dan perintah lebih terjamin serta
pengawasan dan koordinasi lebih
mudah.
mudah.
7.
Kesatuan
dalam pimpinan dan perintah.
Keburukan / kelemahan organisasi lini antara lain :
1.
Ada
tendensi gaya kepemimpinan otokratis,
2.
Pengembangan
kreatifitas karyawan terhambat,
3.
Tujuan
top manajer sering tidak bisa dibedaka dengan tujuan organisasi,
4.
Karyawan
tegantung pada satu orang dalam organisasi,
5.
Keputusan diambil oleh satu orang maka keputusan
tersebut sering kurang sempurna serta dibutuhkan pemimpin yang berwibawa dan
berpengetahuan luas, yang tidak mudah ditemukan.
Organisasi Lini dan Staf
Adalah suatu bentuk organisasi
dimana pelimpahan wewenang berlangsung secara vertical dan sepenuhnya dari
pucuk pimpinan ke kepala bagian dibawahnya serta masing-masing pejabat, manajer
ditempatkan satu atau lebih pejabat staf yang tidak mempunyai wewenang
memerintah tetapi hanya sebagai penasihat, misalnya mengenai masalah kearsipan,
keuangan, personel dan sebagainya. Pada bentuk organisasi ini peranan staf
tidak hanya terbatas pada pemberian nasehat tetapi juga diberikan tanggung
jawab melaksanakan kegiatan tertentu. Bantuan yang diharapkan dari staf tidak
hanya berupa pemikiran saja, tetapi juga telah menyangkut pelaksanaannya.
Organisasi ini banyak digunakan oleh perusahaan besar yang daerah
operasionalnya luas serta memilki bidang tugas yang kompleks. Di sini kesatuan
perintah juga dipertahankan, atasan memiliki bawahan tertentu dan bawahan hanya
menerima perintah dari seorang atasan. Kepada atasan tersebut bawahan harus
bertanggung-jawab atas pelaksanaan pekerjaannya.
Dalam organisasi lini dan staf ini,
wewenang staf dibagi kedalam dua kategori, yakni :
a)
Staf
Ahli (specialist staff)
·
Staf
Penasehat, tugasnya memberikan petunjuk dan bukan untuk mendapat petunjuk dari
atasannya mengenai suatu permasalahan.
·
Staf
Pelayan (service staff), melaksanakan suatu aktivitas/kegiatan yang
terpisah dari kegiatan lini.
·
Staf
Pengendali (control staff), memiliki wewenang melaksanakan kontrol baik secara
langsung maupun tidak langsung atas unit – unit pada struktur organisasi.
·
Staf
Fungsional (functional staff), memiliki fungsi – funsi tertentu dalam
organisasi. Misal wewenang staf pengendali hanya sebatas berhubungan dengan
fungsi – fungsi tertentu saja.
b)
Personal
Staf, meliputi :
·
Pembantu
(assistant), terdiri dari seorang atau beberapa orang yang bertujuan untuk
memperluas kapasitas manajer lini untuk menyelesaikan pekerjaan yang banyak.
·
Staf
Umum (general staff), merupakan golongan yang dikoordinasikan dan bertindak
melalui atasannya. Staf umum merupakan penasehat, pelayan, pengendali, atau
staf fungsional.
Ciri-cirin organisasi lini dan staf antara lain :
1.
Hubungan
atasan dan bawahan tidak bersifat langsung,
2.
Karyawan
banyak, dimana pimpinan dan karyawan tidak saling mengenal.
3.
Organisasi
besar, bersifat kompleks.
4.
Ada
dua kelompok kerja dalam organisasi yaitu personel lini dan personel staf
sehingga ditekankan adanya spesialisasi. Personel lini membuat keputusan yang
menghasilkan sasaran bisnis spesifik. Sedangkan personel staf mendukung
usaha-usaha dari jabatan lini.
5.
Adanya
spesialisasi
Kebaikan organisasi lini dan staf :
1.
Ada
pembagian tugas yang jelas,
2.
Kerjasama
dan koordinasi dapat dilaksanakan dengan jelas,
3.
Pengembangan
bakat segenap anggota organisasi terjamin, sehingga mendorong
disiplin dan tanggung jawab kerja yang tinggi,
disiplin dan tanggung jawab kerja yang tinggi,
4.
Staffing dilaksanakan sesuai dengan prinsip the
right man on the right place,
5.
Organisasi
ini fleksibel untuk diterapkan,
6.
Keputusan yang diambil lebih baik karena telah
dipikirkan oleh sejumlah orang,
7.
Tanggung jawab pimpinan berkurang dan karena itu lebih
memusatkan perhatian pada masalah yang lebih penting,
Keburukan organisasi lini dan staf, yaitu :
1.
Tugas
pokok orang-orang sering dinomorduakan,
2.
Proses
decision making berliku-liku, lebih lama serta jika staf tidak
mengetahui batas-batas wewenangnya dapat menimbulkan kebingungan pelaksana,
3.
Jika
pertimbangan tidak terkontrol maka sering menimbulkan nepotism spoil-system
patronage (persaingan tidak sehat antara pejabat yang satu dengan pejabat
yang lainnya.)
4.
Organisainya
rumit karena kompleksnya susunan organisasi serta membutuhkan biaya tinggi.
Solidaritas sesama karyawan berkurang karena jumlahnya yang banyak sehingga
memungkinkan mereka untuk tidak lagi
Organisasi Fungsional
Adalah suatu organisasi dimana
wewenang dari pimpinan tertinggi dilimpahkan kepada kepala bagian yang mempunyai
jabatan fungsional untuk dikerjakan kepada para pelaksana yang mempunyai
keahlian khusus. Dengan kata lain, organisasi ini disusun berdasarkan sifat dan
macam pekerjaan yang harus dilakukan, masalah pembagian kerja merupakan masalah
yang menjadi perhatian yang sungguh-sungguh.
Struktur ini
berawal dari konsep adanya pimpinan yang tidak mempunyai bawahan yang jelas dan
setiap atasan mempunyai wewenang memberi perintah kepada setiap bawahan,
sepanjang ada hubunganya dengan fungsi atasan tersebut. Setiap pegawai
mempunyai pengawas lebih dari satu orang atasan yang berbeda-beda. Didalam
lembaga pendidikan khususnya di Indonesia, pada umumnya menggunakan struktur
organisasi fungsional Struktur organisasi ini sangat cocok diterapkan karena
dapat memudahkan melakukan pengawasan.
Ciri-cirinya yaitu :
1.
Organisasi kecil,
2.
Didalamnya terdapat kelompok-kelompok kerja staf ahli,
3.
Spesialisasi dalam pelaksaan tugas,
4.
Target yang hendak dicapai jelas dan pasti,
5.
Pengawasan dilakukan secara ketat.
6.
Kebaikan organisasi fungsional :
1.
Program
terarah, jelas, dan cepat,
2.
Anggaran,
personalia, dan sarana tepat dan sesuai,
3.
Kenaikan
pangkat pejabat fungsional cepat.
Keburukan organisasi fungsional :
1.
Pejabat
fungsional bingung dalam mengikuti prosedur administrasi.
2.
Pekerjaan
terkadang menjadi membosankan.
3.
Pangkat
pejabat fungsional lebih tinggi dibandingkan kepala unit sehingga inspeksi
sulit dilaksanakan.
4.
Para
karyawan terlalu mementingkkan bidangnya saja, sehingga koordinasi sulit
dilaksanakan.
Organisasi Fungsional, Lini dan
Staf
Adalah merupakan perkembangan lebih lanjut dari organisasi
berbentuk lini, staf dan fungsional. Tipe ini biasanya diterapkan pada
organisasi besar dan kompleks. Pada tingkat dewan direksi diterapkan
organisasi lini dan staf, sedangkan pada madya diterapkan tipe organisasi
fungsional.
Ciri-ciri:
- Organisasi besar dan kadang sangat ruwet.
- Jumlah karyawan banyak.
- Mempunyai 3 unsur karyawan pokok.
- Karyawan dengan tugas pokok (line personal).
- Karyawan dengan tugas bantuan (staff personal).
- Karyawan dengan tugas operasional fungsional (functional group).
Organisasi Flat
Organisasi jenis ini lebih fleksibel
dalam menghadapi perkembangan dan perubahan lingkungan, sehingga dewasa ini
bentuk organisasi ini semakin banyak digunakan.
Ciri – ciri organisasi flat :
1.
Tingkat
birokrasinya rendah, lincah, cepat dan fleksibel, berbeda dengan organisasi
yang lebih tradisional yang tingkat birokrasinya lebih tinggi, lamban, dan
kaku.
2.
Orientasi
bukan keatas, tetapi kebawah dan kesamping.
3.
Struktur
organisasi hanya terdiri dari satu jenjang saja.
4.
Komunikasi
antar anggota organisasi dilakukan melalui sistem teknologi informasi.
5.
Peranan
middle manager sebagai saluran komunikasi dari atas kebawah dan sebaliknya
relatif tidak diperlukan lagi dan diganti dengan teknologi informasi yang
berupa internat dan sebagainya.
BAB
III
KESIMPULAN
Aspek manajemen dan organisasi
merupakan aspek yang cukup penting dianalisis untukkelayakan suatu usaha.
Karena walaupun suatu usaha telah dinyatakan layak untuk dilaksanakan tanpa
didukung dengan manajemen dan organisasi yang baik, bukan tidak mungkin akan
mengalami kegagalan. Untuk keperluan studi kelayakan bisnis yang perlu
dianalisis adalah bagaimana fungsi-fungsi manajemen seperti perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan diterapkan secara benar.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim,
2012. Manajemen Organisasi. http://siswanto.blog.mb.ipb.ac.id/
management/organisasi-manajemen/. Diakses tanggal 08 April 2015.
Anonim,
2014. Aspek Manajemen dan Organisasi. http://farentysiregar.
blogspot.com/2014/03/aspek-manajemen-dan-organisasi.html Diakses tanggal 08 April 2015.
Ibrahim, Yacob. 2009. Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta:
Rineka Cipta.
Kasmir,dkk. 2012. Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta: Kencana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar