Rabu, 02 April 2014

hubungan ilmu nutrisi dengan ilmu lainnya



Hubungan ilmu nutrisi dengan ilmu-ilmu lain!
Jawab:
Ilmu nutrisi adalah ilmu yang mempelajari serangkaian proses dimana suatu organisme mulai mengambil/mengasimilasikan pangan untuk keperluan pertumbuhan sel-sel tubuhnya dan mengganti sel-sel yang telah rusak dan mati. Dalam istilah ini tercakup pengertian ilmu nutrisi sebagai ilmu pengetahuan yang menerangkan tentang adanya hubungan antara organisme dengan lingkungannya. Hubungan tersebut dimulai sejak organisme mengambil atau memakan makanan, membebaskan dan menggunakan energi yang berasal dari makanan, mengeluarkan sisa-sisa hasil metabolisme dan membentuk zat-zat makanan di dalam tubuh.
1.      Ilmu kimia
Hubungan ilmu nutrisi dengan ilmu kimia yaitu Babcock, dimana   Babcock merupakan seorang ahli ilmu kimia yang telah mengetahui bahwa bila sapi-sapi diberi makanan dengan dikombinasikan dari berbagai macam makanan yang berasal dari sumber yang berlainan, maka orang tidak dapat mengetahui sampai sejauh mana setiap sumber bernilai bagi tubuh hewan. Ilmuan Babcock dengan rekan-rekannya melakukan percobaan dengan menggunakan sapi dara yang berumur lima bulan. Pada akhir tahun terdapat pertambahan bobot badan yang sama, tetapi pada ternak yang diberi jagung mempunyai bulu mengkilat dan kondisi badan yang baik. Pada ternak yang diberi jagung memiliki keturunan yang sehat sedangkan pada ternak yang diberi pakan wheat keturunannya mati seketika setelah dilahirkan.
Percobaan-percobaan tersebut dijelaskan mengenai adanya perbedaan-perbedaan yang terlihat dalam nilai nutrisi yang tidak dapat diketahui secara ilmu kimia pada waktu itu untuk menyusun ransum adalah belum sempurna dimana dalam kemajuan yang pesat telah terjadi pada tahun-tahun terakhir ini dalam menentukan kebutuhan zat-zat makanan beserta jumlah dan mutunya bagi hewan. Sehingga atas kerjasama dari beberapa ahli ilmu pengetahuan, telah dapat disimpulkan bahwa telah ditemukan atau diketahui 25 macam karbohidrat, 15 jenis lemak, 20 jenis asam amino, 18 unsur hara dan 16 jenis vitamin seperti yang kita kenal sekarang. Lavoisier telah memberikan dasar bahwa ilmu kimia merupakan alat penting dalam penelitian ilmu nutrisi.
2.      Ilmu genetika
Hubungan ilmu nutrisi dengan ilmu genetika yaitu Ahli genetika telah dapat menerangkan akan adanya perbedaan tersebut berdasarkan asal genetik. Karena di dalam riset nutrisi pula diperlukan desain percobaan yang baik untuk mengontrol variable-variabel yang ada, maka ilmu statistik yang berdasarkan atas teori matematika sangat diperlukan.
3.      Ilmu biokimia
Hubungan ilmu nutrisi dengan ilmu biokimia adalah menurut seorang ilmuan yang bernama WebNet dmenyatakan bahwa : “Biokimia adalah kimia dari bahan-bahan dan proses-proses yang terjadi dalam tubuh mahluk hidup; sebagai upaya untuk memahami proses kehidupan dari sisi kimia” dimana nutrisi, yang memanfaatkan pengetahuan tentang metabolisme untuk menjelaskan kebutuhan makanan bagi mahluk hidup mempertahankan kehidupan normalnya.
Menurut fungsinya didalam tubuh zat-zat makanan dapat pula dibagi atas tiga golongan, yaitu;
·         Zat makan sumber energi (karbohidrat, lemak dan protein)
·         Zat pembangun (protein, amineral dan air)
·         Zat pengatur (protein, mineral dan vitamin)
4.      Ilmu mikrobiologi
Hubungan ilmu nutrisi dengan ilmu mikrobiologi adalah mikrobiologi, yang menunjukkan bahwa organisme sel tunggal dan virus dapat dimanfaatkan sebagai sarana mempelajari jalur-jalur metabolisme dan mekanisme pengendaliannya sehingga dapat diketahui kecukupan dan ketepatan penyusunan pakan yang bebas dari virus.
Mikrobiologi adalah sebuah cabang dari ilmu biologi yang mempelajari mikroorganisme. Objek kajiannya biasanya adalah semua makhluk (hidup) yang perlu dilihat dengan mikroskop, khususnya bakteri, fungi, alga mikroskopik, protozoa, dan Archaea. Virus sering juga dimasukkan walaupun sebenarnya tidak sepenuhnya dapat dianggap sebagai makhluk hidup.
Mikrobiologi dimulai sejak ditemukannya mikroskop dan menjadi bidang yang sangat penting dalam biologi setelah Louis Pasteur dapat menjelaskan proses fermentasi anggur (wine) dan membuat vaksin rabies. Perkembangan biologi yang pesat pada abad ke-19 terutama dialami pada bidang ini dan memberikan landasan bagi terbukanya bidang penting lain: biokimia.
Penerapan mikrobiologi pada masa kini masuk berbagai bidang dan tidak dapat dipisahkan dari cabang lain karena diperlukan juga dalam bidang farmasi, kedokteran, pertanian, ilmu gizi, teknik kimia, bahkan hingga astrobiologi dan arkeologi.
5.      Ilmu fisiologi
Hubungan ilmu nutrisi dengan ilmu fisiologi adalah ilmu fisiologi menjelaskan bagaimana mekanisme dan fungsi zat-zat nutrisi di dalam tubuh ternak. Kerjasama antara ahli kimia, fisiologi, dan nutrisi akan dapat mengenal defesiensi zat nutrisi tertentu pada tubuh ternak, yang selanjutnya akan memberikan solusi yang dapat dilakukan dengan penambahan zat-zat nutrisi yang mungkin kurang dalam bahan pakan/ransum yang diberikan.
6.      Ilmu matematika
Hubungan ilmu nutrisi dengan ilmu matematika adalah bahwa matematika digunakan sebagai rumus dalam penyusunan ransum sehingga kebutuhan ransum ternak dapat terpenuhi.
Sumber :

3. Apa itu Endokrin dan Enzim!
Sistem endokrin adalah sekumpulan kelenjar dan organ yang memproduksi dan mengatur hormon dalam aliran darah untuk mengontrol banyak fungsi tubuh. Sistem ini tumpang tindih dengan sistem saraf dan eksokrin dan tanggung jawabnya meliputi metabolisme, pertumbuhan, dan perkembangan seksual.
Kelenjar utama dari sistem endokrin adalah pituitari, hipotalamus, dan pineal yang terletak di otak, tiroid dan paratiroid di leher, timus, adrenal dan pankreas di perut, dan gonad, indung telur atau testis di perut bagian bawah. Hormon yang dihasilkan oleh kelenjar-kelenjar tersebut terlalu banyak dan rumit untuk didaftarkan. Kelenjar pituitari sering disebut sebagai “kelenjar utama” karena mengontrol fungsi anggota lain dari sistem endokrin. Kelenjar pineal membuat melatonin, yang memutuskan kita harus tidur ketika gelap dan terbangun ketika cahaya muncul. Pankreas menghasilkan insulin yang memutuskan berapa banyak gula yang harus beredar dalam darah kita.
Sistem endokrin adalah salah satu yang menentukan siklus tubuh kita. Sebagai contoh, kita memiliki siklus reproduksi, siklus tidur, dan siklus nutrisi. Kita tidak perlu makan di interval sempurna untuk memiliki pasokan energi yang tetap. Kita juga tidak memiliki tingkat kesuburan yang sama sepanjang hidup kita.
Enzim adalah protein yang berperan sebagai katalis dalam metabolisme makhluk hidup. Enzim berperan untuk mempercepat reaksi kimia yang terjadi di dalam tubuh makhluk hidup, tetapi enzim itu sendiri tidak ikut bereaksi.
Enzim berperan secara lebih spesifik dalam hal menentukan reaksi mana yang akan dipacu dibandingkan dengan katalisator anorganik sehingga ribuan reaksi dapat berlangsung dengan tidak menghasilkan produk sampingan yang beracun.
Enzim terdiri dari apoenzim dan gugus prostetik. Apoenzim adalah bagian enzim yang tersusun atas protein. Gugus prostetik adalah bagian enzim yang tidak tersusun atas protein. Gugus prostetik dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu koenzim (tersusun dari bahan organik) dan kofaktor (tersusun dari bahan anorganik).

Sifat-Sifat Enzim
Enzim mempunyai sifat-siFat sebagai berikut:
1.      Biokatalisator, mempercepat jalannya reaksi tanpa ikut bereaksi.
2.      Thermolabil; mudah rusak, bila dipanasi lebih dari suhu 60ยบ C, karena enzim tersusun dari protein yang mempunyai sifat thermolabil.
3.      Merupakan senyawa protein sehingga sifat protein tetap melekat pada enzim.
Dibutuhkan dalam jumlah sedikit, sebagai biokatalisator, reaksinya sangat cepat dan dapat digunakan berulang-ulang.
4.      Bekerjanya ada yang di dalam sel (endoenzim) dan di luar sel (ektoenzim), contoh ektoenzim: amilase,maltase.
5.      Umumnya enzim bekerja mengkatalisis reaksi satu arah, meskipun ada juga yang mengkatalisis reaksi dua arah, contoh : lipase, meng-katalisis pembentukan dan penguraian lemak.
6.      Lipase Lemak + H2O Asam lemak + Gliserol
7.      Bekerjanya spesifik ; enzim bersifat spesifik, karena bagian yang aktif (permukaan tempat melekatnya substrat) hanya setangkup dengan permukaan substrat tertentu.
8.      Umumnya enzim tak dapat bekerja tanpa adanya suatu zat non protein tambahan yang disebut kofaktor.
Sumber :

Tidak ada komentar: