TUGAS
KELOMPOK
RESUME TANAMAN MAKANAN TERNAK
GULMA
RESTIAWAN A.R (I11110269)
FREDY PAMPANG (I11110253)
CECENG TENRIAWARU (I11110279)
NUR KAMAL AKBAR (I11112265)
YULIA IRWINA BONEWATI (I11112271)
NUR ICHWAN HUSAIN (I11112273)
ANDI SUKMA INDAH (I11112275)
FAHRUROZI (I11112277)
RAHMAT BURHAN (I11112283)
NESMAWATI (I11112287)
KURNIATI (I11112291)
WENDY NATALIA (I11112293)
RAHMA NINGSI (I11112295)
SURYANTI ILYAS (I11112297)
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2013
1. Pengertian
Gulma adalah suatu tumbuhan lain yang tumbuh pada lahan tanaman budidaya,
tumbuhan yang tumbuh disekitar tanaman pokok (tanaman yang sengaja ditanam)
atau semua tumbuhan yang tumbuh pada tempat (area) yang tidak diinginkan oleh
sipenanam sehingga kehadirannya dapat merugikan tanaman lain yang ada di
dekat atau disekitar tanaman pokok tersebut (Ashton, 1991).
Pendapat para ahli gulma yang lain ada yang mengatakan bahwa gulma
disebut juga sebagai tumbuhan pengganggu atau tumbuhan yang belum diketahui
manfaatnya, tidak diinginkan dan menimbulkan kerugian.
Kehadiran gulma pada lahan pertanian atau pada lahan perkebunan dapat
menimbulkan berbagai masalah. Secara umum masalah-masalah yang
ditimbulkan gulma pada lahan tanaman budidaya ataupun tanaman pokok
adalah sebagai berikut.
1. Terjadinya
kompetisi atau persaingan dengan tanaman pokok (tanaman budidaya)
dalam hal: penyerapan zat makanan atau unsur-unsur hara di dalam
tanah, penangkapan cahaya, penyerapan air dan ruang tempat tumbuh.
2. Sebagian
besar tumbuhan gulma dapat mengeluarkan zat atau cairan yang
bersifat toksin (racun), berupa senyawa kimia yang dapat mengganggu dan
menghambat pertumbuhan tanaman lain disekitarnya. Peristiwa tersebut dikenal
dengan istilah allelopati.
3. Sebagai
tempat hidup atau inang, maupun tempat berlindung hewan-hewan kecil, insekta
dan hama sehingga memungkinkan hewan-hewan tersebut dapat berkembang biak
dengan baik. Akibatnya hama tersebut akan menyerang dan memakan tanaman pokok
ataupun tanaman budidaya.
4. Mempersulit
pekerjaan diwaktu panen maupun pada saat pemupukan.
5. Dapat
menurunkan kualitas produksi (hasil) dari tanaman budidaya, misalnya dengan
tercampurnya biji-biji dari gulma yang kecil dengan biji tanaman
budidaya.
II. PENGGOLONGAN/ KLASIFIKASI GULMA
Sifat-sifat Gulma secara umum
Gulma
merupakan tumbuhan yang mempunyai sifat dan ciri khas tertentu, yang
umumnya berbeda dengan tanaman pokok atau tanaman budidaya. Sifat-sifat
dari gulma tersebut antara lain:
1.
Gulma mudah tumbuh pada setiap tempat atau daerah yang berbeda-beda, mulai dari
tempat yang miskin nutrisi sampai tempat yang kaya nutrisi.
2.
Gulma dapat bertahan hidup dan tumbuh pada daerah kering sampai daerah
yang lembab bahkan tergenangpun masih dapat bertahan.
3.
Kemampuan gulma untuk mengadakan regenerasi atau perkembangbiakan memperbanyak
diri besar sekali, khususnya pada gulma perennial. Gulma perennial (gulma yang
hidupnya menahun) dapat pula menyebar luas dengan cara perkembangbiakan
vegetatif disamping secara generatif.
Luasnya penyebaran gulma disebabkan oleh sifat daun
yang dapat bermodifikasi, yaitu tumbuh menjadi tumbuhan baru seperti pada daun
Cocor bebek (Calanchoe sp). Demikian juga dengan bagian-bagian tumbuhan
gulma yang lain dapat pula tumbuh menjadi individu gulma yang baru,
seperti akar, batang, umbi dan lain sebagainya. Inilah yang memungkinkan
gulma unggul dalam persaingan (berkompetisi) dengan tanaman budidaya.
4. Gulma juga
dapat menghasilkan biji dalam jumlah yang sangat banyak, ini pulalah yang
memungkinkan gulma cepat berkembang biak.
Dalam berkompetisi dengan tanaman budidaya tumbuhan gulma juga ada yang
mengeluarkan bau dan rasa yang kurang sedap, bahkan dapat mengeluarkan zat pada
sekitar tempat tumbuhnya. Zat itu berbentuk senyawa kimia seperti cairan berupa
toksin (racun) yang dapat mengganggu atau menghambat pertumbuhan tanaman lain
yang ada disekitar gulma tersebut, (kejadian tersebut dikenal juga dengan
peristiwa allelopati).
Gulma dapat dibedakan menjadi beberapa golongan atau kelompok berdasarkan
kepada: bentuk daun, daerah tempat hidup (habitat), daur atau siklus hidup,
sifat botani dan morfologi, dan cara perkembang biakan.
1. Penggolongan berdasarkan bentuk daun
Penggolongan berdasarkan bentuk daun ini berpatokan atas lebar atau sempitnya
daun. Gulma berdaun lebar yaitu apabila lebar dari helaian daunnya
lebih dari setengah ukuran panjangnya. Helaian daun tersebut dapat berbentuk
oval, bulat, segita, lonjong, membulat atau seperti bentuk ginjal.
Pertulangan daun (nervatio) dari golongan ini umumnya bentuk menyirip. Golongan
gulma berdaun lebar ini umumnya didominasi oleh kelompok tumbuhan dari klas
Dicotyledoneae.
Sedangkan gulma berdaun sempit yaitu apabila helaian daun atau laminanya
berbentuk memanjang dan ukuran lebarnya helaian daun kecil atau sempit. Helaian
daun dari golongan ini umumnya terdiri dari kelampok daun yang berbentuk pita,
linearis, jarum dan yang berbentuk panjang-panjang. Pertulangan daun dari
golongan ini umumnya berbentuk lurus-lurus atau linearis yang umumnya
didominasi oleh kelompok tumbuhan dari klas Monocotyledoneae.
Dengan demikian berdasarkan bentuk daun ini maka gulma dapat dibagi dua
yaitu gulma berdaun lebar dan gulma berdaun sempit.
- Gulma berdaun lebar
Tumbuhan ini mempunyai bentuk daun yang lebar dan luas
dan umumnya:
-
mempunyai lintasan C3
-
nervatio (pertulangan daun) menyirip
-
dari kelompok Dicotyledoneae
-
bentuk helaian membulat, bulat, oval, lonjong, segitiga, bentuk ginjal, dll.
Contoh:
-
Amaranthus spinosus L.
-
Ageratum conyzoides (bandotan)
-
Portulaca oleracea
-
Melastoma malabathricum
-
Eupatorium odoratum
-
Euphorbia hirta
-
Centella asiatica
b. Gulma berdaun sempit
Tumbuhan ini mempunyai bentuk daun
sempit dan memanjang;
-
mempunyai lintasan C4
-
nervatio (pertulangan daun) linearis atau garis-garis memanjang.
-
dari kelompok monocotyledoneae
-
bentuk daun memanjang seperti pita, jarum, garis dll
contoh:
-
Leersea hexandra
-
Sprobolus poiretii
-
Cyperus rotundus
-
Imperata cylindrica
2. Penggolongan gulma berdasarkan habitat
Berdasarkan habitat atau tempat hidup maka gulma dapat dikelompokkan menjadi
beberapa golongan yaitu:
1. Gulma darat (terristerial weed) yaitu semua tumbuhan gulma yang hidup dan
tumbuhnya di darat, seperti: Imperata cylindrical, Melastoma malabathricum,
dsb.
Pada gulma darat ini dapat dibagi lagi menjadi
beberapa kelompok berdasarkan lahan atau arealnya seperti:
2. Gulma sawah tanaman palawija, contoh: - Portulaca oleracea
- Cyperus rotundus, dll
3. Gulma ladang, contoh: - Leersea
hexandra
- Imperata cylindrical
4. Gulma kebun, contoh: -
Ageratum conyzoides
- Stachytarpita sp
5. Gulma hutan, contoh: -
Melastoma malabathricum
- Crotalaria sp
6. Gulma Padang rumput, contoh: - Sprobolus
poiretii
- Andropogon sp
6. Gulma air
yaitu semua tumbuhan gulma yang hidup, tumbuh dan berkembang biaknya terjadi di
dalam air, di daerah perairan atau ditempat yang basah dan tergenang, Contoh
dari gulma ini adalah: Eichornia crassipes, Hydrilla verticilata, Pistia
stratiotes, Nymphaea sp.
3. Penggolongan berdasarkan daur hidup
Menurut
Ashton (1991), berdasarkan daur hidup (siklus hidup), maka gulma dapat
dikelompokkan pada beberapa golongan yaitu.
1.
Annual (semusim)
Adalah
tumbuhan gulma yang mempunyai daur hidup hanya satu musim atau satu
tahunan,
mulai dari tumbuh, anakan, dewasa dan berkembang biak. Contoh gulma
semusim adalah: Ageratum conyzoides, Stachytarpita sp.
2.
Biennial (dua musim)
Yaitu
tumbuhan gulma yang mempunyai daur
hidup mulai dari
tumbuh
,anakan,dewasa
dan berkembang biak selama dua musim tetapi kurang dari dua tahun. Contoh gulma
ini adalah: Lactuca canadensis L.
3.
Perinnial (gulma musiman atau tahunan)
Adalah tumbuhan gulma yang dapat hidup lebih dari dua tahun atau lama
berkelanjutan bila kondisi memungkinkan. Contoh gulma ini adalah kebanyakan
dari klas monocotyledoneae seperti; Cyperus rotundus, Imperata cylindrical, dll
4. Penggolongan berdasarkan sifat morfologi
Menurut
Tjitrosoedirdjo et. al (1984), berdasarkan sifat morfologi maka gulma dapat
dikelomp;okkan menjadi tiga golongan yaitu:
1.
Golongan rumput-rumptan (grasses)
Yaitu semua tumbuhan gulma yang
berasal dari keluarga Gramineae (Poaceae). Gulma ini ukurannya bervariasi,
tumbuh bisa tegak maupun menjalar , hidup semusim atau tahunan. Ciri-ciri
kelompok gulma yang tergolong kedalam keluarga rumput ini adalah
batangnya umumnya mempunyai ruas-ruas dan buku. Jarak masing-masing ruas
(internodus) bisa sama dan bisa pula berbeda dan bahkan ada yang cukup panjang,
yang tidak sebanding dengan buku (internodus), batangnya ini ada yang menyebut
dengan culm. Ciri lain dari kelompok ini adalah daunnya yang tidak
mempunyai tangkai daun (ptiolus) tapi hanya mempunya pelepah/ upih (vagina) dan
helaian daun (lamina).
Contoh dari gulma ini banyak
sekali dan ditemukan pada berbagai tempat, baik di areal tanaman budidaya
maupun di daerah yang terbuka, misalnya; Eleusine indica, Imperata
cylindrical, Panicum repens, Paspalum conjugatum, Axonopus compressus, Leersea
hexandra.
2.
Golongan Teki-tekian (sedges)
Yang termasuk kedalam kelompok gulma
ini adalah dari keluarga Cyperaceae. Ciri khas dari kelompok teki ini adalah
batangnya yang berbentuk segitiga, dan pada sebagian besar sistim
perakarannya terdiri dari akar rimpang (rhizome) dan umbi (tuber).
Contoh gulma ini adalah; Cyperus rotundus, Cyperus
irinaria, dll.
3.
Golongan gulma berdaun lebar (broad leaf weed)
Kelompok ini terdiri dari gulma yang
berdaun lebar (luas) yang umumnya terdiri dari klas Dicotyledoneae,
pertulangan daun umunya menyirip, misalnya: Ageratum conyzoides, Eupatorium
odoratum, Melastoma malabathricum, Phylanthus niruri, dll.
5. Penggolongan berdasarkan sifat botani
Menurut Triharso (1994), berdasarkan sifat-sifat botaninya maka gulma
dapat dikelompokkan menjadi beberapa golongan yaitu:
1.
Golongan gulma Dicotyledoneae (berkeping dua)
Yaitu semua
tumbuhan gulma yang berasal dari klas Dikotiledon, seperti: Crotalaria
sp, Melastoma malabathricum, Phyllanthus niruri, Lantana camara, dll.
2.
Golongan gulma Monocotyledoneae (berkeping satu)
Adalah semua
tumbuhan gulma yang berasal dari klas Monokotil seperti: Imperata cylindrical,
Panicum repens, Dactyloptenium sp., Eragrostis amabilis, Cynodon dactylon,
cyperus rotundus, dll.
3.
Golongan gulma Pteridophyta (pakis-pakisan)
Yaitu semua
gulma yang berasal dari kelompok pakis-pakisan, contohnya : Neprolepsis bisserata.
III. PERKEMBANGBIAKAN GULMA
Gulma merupakan tumbuhan yang sangat mudah tumbuh pada bermaca-macam areal dan
lokasi tanaman budidaya, hal itu yang menyebabkan gulma lebih unggul bersaing
dengan tanaman budidaya. Faktor tersebut didukung pula oleh cara
perkembangbiakan (reproduksi) gulma yang bermacam-macam seperti berikut.
1.
Dengan biji
Sebagian besar gulma
berkembangbiak dengan biji dan menghasilkan jumlah biji yang sangat
banyak seperti biji pada Amaranthus spinosus, Cynodon dactylon, Eragrostis
amabilis.
Biji-biji gulma dapat tersebar jauh
karena ukurannya kecil sehingga dapat terbawa angin, air, hewan dan sebagainya
dengan demikian penyebarannya juga lebih luas. Adapula terdapat bulu-bulu
(rambut halus) yang menempel pada biji, sehingga biji ini mudah diterbangkan
oleh angina, seperti pada biji Emilia sonchifolia, Vernonia sp, dll.
Disamping itu biji-biji gulma
dapat bertahan lama di dalam tanah (masa dormansi yang panjang) bila
situasi lahan tanahnya tidak memungkinkan untuk tumbuh, kemudian pada
saatnya dapat tumbuh bila situasi sudah memungkinkan.
2.
Stolon
Adapula gulma yang dapat membentuk
individu baru dengan stolon yaitu bagian batang menyerupai akar
yang menjalar di atas permukaan tanah. Dimana batang ini terdiri dari nodus
(buku) dan internodus (ruas), pada setiap nodus dapat keluar serabut-serabut
akar dan tunas sehingga dapat mebentuk individu baru. Contoh gulma ini adalah:
Paspalum conjugatum, Cynodon dactylon, dll.
3. Rhizome
(akar rimpang)
Yaitu batang beserta
bagian-bagiannya yang manjalar di dalam tanah, bercabang-cabang, tumbuh
mendatar dan pada ujungnya atau pada buku dapat muncul tunas yang membentuk
individu baru.
4.
Tuber (umbi)
Umbi merupakan pembengkakan
dari batang atupun akar yang digunakan sebagai tempat penyimpanan atau penimbun
makanan cadangan, sehingga umbi tersebut bisa membesar. Pada beberapa bagian
dari umbi tersebut terdapat titik (mata) yang pada saatnya nanti bisa muncul
atau keluar tunas yang merupakan individu baru dari gulma tersebut. Contoh
gulma ini adalah dari keluarga Cyperaceae, seperti: Cyperus rotundus, Cyperus
irinaria, dst.
5.
Bulbus (umbi lapis)
Bulbus juga termasuk umbi yang
merupakan tempat menyimpan makanan cadangan tetapi bentuknya berlapis-lapis.
Gulma golongan ini dapat ditemukan pada keluarga Allium, contoh: Allium
veneale (bawang-bawang).
6.
Dengan daun
Pada beberapa jenis gulma juga dapat
berkembangbiak dengan daunnya yang telah dewasa. Daun ini berbentuk
membulat ataupun oval, pada pinggir daun bergerigi atau terdapat lekukan yang
nantinya tempat muncul tunas menjadi individu baru. Contohnya: Calanchoe sp
(cocor bebek), Ranunculus bulbasus.
6.
Runner (Sulur)
Stolon yang keluar dari ketiak daun
dimana internodianya (ruas) sangat panjang, membentuk tunas pada bagian ujung.
Contoh: Eichornia crassipes.
7.
Spora.
Ada juga beberapa gulma yang dapat
berkembang biak dengan spora, dimana spora ini bila telah matang
dapat diterbangkan oleh angina. Contoh gulma ini kebanyakan dari keluarga
paku-pakuan seperti: Nephrolepsis bisserata, Lygopodiu sp, dll.
III.
KOMPETISI
A. Kompetisi Gulma terhadap Tanaman
Adanya persaingan gulma dapat
mengurangi kemampuan tanaman untuk berproduksi. Persaingan atau kompetisi
antara gulma dan tanaman yang kita usahakan di dalam menyerap unsur-unsur hara
dan air dari dalam tanah, dan penerimaan cahaya matahari untuk proses
fotosintesis, menimbulkan kerugian-kerugian dalam produksi baik kualitas dan
kuantitas.
1. Persaingan memperebutkan hara
Setiap lahan berkapasitas tertentu
didalam mendukung pertumbuhan berbagai pertanaman atau tumbuhan yang tumbuh di
permukaannya. Jumlah bahan organik yang dapat dihasilkan oleh lahan itu tetap
walaupun kompetisi tumbuhannya berbeda; oleh karena itu jika gulma tidak
diberantas, maka sebagian hasil bahan organik dari lahan itu berupa gulma. Hal
ini berarti walaupun pemupukan dapat menaikkan daya dukung lahan, tetapi tidak
dapat mengurangi komposisi hasil tumbuhan atau dengan kata lain gangguan gulma
tetap ada dan merugikan walaupun tanah dipupuk.
Yang paling diperebutkan antara
pertanaman dan gulma adalah unsur nitrogen, dan karena nitrogen dibutuhkan
dalam jumlah yang banyak, maka ini lebih cepat habis terpakai. Gulma menyerap
lebih banyak unsur hara daripada pertanaman. Pada bobot kering yang sama, gulma
mengandung kadar nitrogen dua kali lebih banyak daripada jagung; fosfat 1,5
kali lebih banyak; kalium 3,5 kali lebih banyak; kalsium 7,5 kali lebih banyak
dan magnesium lebih dari 3 kali. Dapat dikatakan bahwa gulma lebih banyak
membutuhkan unsur hara daripada tanaman yang dikelola manusia.
2. Persaingan memperebutkan air
Sebagaimana dengan tumbuhan lainnya,
gulma juga membutuhkan banyak air untuk hidupnya. Jika ketersediaan air dalam
suatu lahan menjadi terbatas, maka persaingan air menjadi parah. Air diserap
dari dalam tanah kemudiaan sebagian besar diuapkan (transpirasi) dan hanya
sekitar satu persen saja yang dipakai untuk proses fotosintesis. Untuk tiap
kilogram bahan organik, gulma membutuhkan 330 – 1900 liter air. Kebutuhan yang
besar tersebut hampir dua kali lipat kebutuhan pertanaman. Contoh gulma Helianthus
annus membutuhkan air sebesar 2,5 kali tanaman jagung. Persaingan
memperebutkan air terjadi serius pada pertanian lahan kering atau tegalan.
3. Persaingan memperebutkan cahaya
Apabila ketersediaan air dan hara
telah cukup dan pertumbuhan berbagai tumbuhan subur , maka faktor pembatas
berikutnyaa adalah cahaya matahari yang redup (di musim penghujan) berbagai
pertanaman berebut untuk memperoleh cahaya matahari. Tumbuhan yang berhasil
bersaing mendapatkan cahaya adalah yang tumbuh lebih dahulu, oleh karena itu
tumbuhan itu lebih tua, lebih tinggi dan lebih rimbun tajuknya. Tumbuhan lain
yang lebih pendek, muda dan kurang tajuknya, dinaungi oleh tumbuhannya yang
terdahulu serta pertumbuhannya akan terhambat.
Tumbuhan yang berjalur fotosintesis
C4 lebih efisien menggunakan air, suhu dan sinar sehingga lebih kuat
bersaing berebut cahaya pada keadaan cuaca mendung. Oleh karena itu penting
untuk memberantas gulma dari familia Cyperaceae dan Gramineae (Poaceae) di
sekitar rumpun-rumpun padi yang berjalur C3.
4. Lama keberadaan gulma
Semakin lama gulma tumbuh bersama
dengan tanaman pokok, semakin hebat persaingannya, pertumbuhan tanaman pokok
semakin terhambat, dan hasilnya semakin menurun. Hubungan antara lama
keberadaan gulma dan pertumbuhan atau hasil tanaman pokok merupakan suatu
korelasi negatif. Perlakuan lama keberadaan gulma 0, 15, 30, 45, 60, 75, dan 90
hari setelah tanam masing-masing memberikan bobot biji kedelai sebesar 353,37;
314,34; 271,45; 257,34; 256,64; 250,56 dan 166,22 g/petak (Erida dan
Hasanuddin, 1996).
5. Kecepatan tumbuh gulma
Semakin cepat gulma tumbuh, semakin
hebat persaingannya, pertumbuhan tanaman pokok semakin terhambat, dan hasilnya
semakin menurun.
6. Habitus gulma
Gulma yang lebih tinggi dan lebih
lebat daunnya, serta lebih luas dan dalam sistem perakarannya memiliki
kemampuan bersaing yang lebih, sehingga akan lebih menghambat pertumbuhan dan
menurunkan hasil tanaman pokok
7. Jalur fotosintesis gulma (C3 atau C4)
Gulma yang memiliki jalur
fotosintesis C4 lebih efisien, sehingga persaingannya lebih hebat,
pertumbuhan tanaman pokok lebih terhambat, dan hasilnya semakin menurun.
8. Allelopati
Beberapa species gulma menyaingi
tanaman dengan mengeluarkan senyawa dan zat-zat beracun dari akarnya (root
exudates atau lechates) atau dari pembusukan bagian vegetatifnya. Bagi gulma
yang mengeluarkan allelopat mempunyai kemampuan bersaing yang lebih hebat
sehingga pertumbuhan tanaman pokok lebih terhambat, dan hasilnya semakin
menurun.
Di samping itu kemiripan gulma dengan
tanaman juga mempunyai arti penting. Masing-masing pertanaman memiliki asosiasi
gulma tertentu dan gulma yang lebih berbahaya adalah yang mirip dengan
pertanamannnya. Sebagai contoh Echinochloa crusgalli lebih mampu
bersaing terhadap padi jika dibandingkan dengan gulma lainnya.
B. Kompetisi Intraspesifik dan Interspesifik
Gulma dan pertanaman yang diusahakan
manusia adalah sama-sama tumbuhan yang mempunyai kebutuhan yang serupa untuk
pertumbuhan normalnya. Kedua tumbuhan ini sama-sama membutuhkan cahaya, air,
hara gas CO2 dan gas lainnya, ruang, dan lain sebagainya. Apabila
dua tumbuhan tumbuh berdekatan, maka akan perakaran kedua tumbuhan itu akan
terjalin rapat satu sama lain dan tajuk kedua tumbuhan akan saling menaungi,
dengan akibat tumbuhan yang memiliki sistem perakaran yang lebih luas, lebih
dalam dan lebih besar volumenya serta lebih tinggi dan rimbun tajuknya akan
lebih menguasai (mendominasi) tumbuhan lainnya. Dengan demikian perbedaan sifat
dan habitus tumbuhanlah yang merupakan penyebab terjadinya persaingan antara
individu-individu dalam spesies tumbuhan yang sama (intra spesific
competition atau kompetisi intra spesifik) dan persaingan antara
individu-individu dalam spesies tumbuhan yang berbeda (inter spesific
competition atau kompetisi inter spesifik). Persaingan gulma terhadap
pertanaman disebabkan antara lain oleh karena gulma lebih tinggi dan lebih
rimbun tajuknya, serta lebih luas dan dalam sistem perakarannya, sehingga
pertanaman kalah bersaing dengan gulma tersebut.
Periode Kritis
Dalam pertumbuhan tanaman terdapat
selang waktu tertentu dimana tanaman sangat peka terhadap persaingan gulma.
Keberadaan atau munculnya gulma pada periode waktu tersebut dengan kepadatan
tertentu yaitu tingkat ambang kritis akan menyebabkan penurunan hasil secara
nyata. Periode waktu dimana tanaman peka terhadap persaingan dengan gulma
dikenal sebagai periode kritis tanaman. Periode kritis adalah periode maksimum
dimana setelah periode tersebut dilalui maka keberadaan gulma selanjutnya tidak
terpengaruh terhadap hasil akhir. Dalam periode kritis, adanya gulma yang
tumbuh di sekitar tanaman harus dikendalikan agar tidak menimbulkan pengaruh
negatif terhadap pertumbuhan dan hasil akhir tanaman tersebut.
Periode kritis adalah periode dimana
tanaman pokok sangat peka atau sensitif terhadap persaingan gulma, sehingga
pada periode tersebut perlu dilakukan pengendalian, dan jika tidak dilakukan
maka hasil tanaman pokok akan menurun. Pada umumnya persaingan gulma terhadap
pertanaman terjadi dan terparah pada saat 25 – 33 % pertama pada siklus
hidupnya atau ¼ – 1/3 pertama dari umur pertanaman.
Persaingan gulma pada awal pertumbuhan tanaman akan mengurangi kuantitas hasil
panenan, sedangkan gangguan persaingan gulma menjelang panen berpengaruh lebih
besar terhadap kualitas hasil panenan. Waktu pemunculan (emergence) gulma
terhadap pertanaman merupakan faktor penting di dalam persaingan. Gulma yang
muncul atau berkecambah lebih dahulu atau bersamaan dengan tanaman yang
dikelola, berakibat besar terhadap pertumbuhan dan hasil panenan. Sedangkan
gulma yang berkecambah (2-4 minggu) setelah pemunculan pertanaman sedikit
pengaruhnya.
Dengan diketahuinya periode kritis
suatu tanaman, maka saat penyiangan yang tepat menjadi tertentu. Penyiangan
atau pengendalian yang dilakukan pada saat periode kritis mempunyai beberapa
keuntungan. Misalnya frekuensi pengendalian menjadi berkurang karena terbatas
di antara periode kritis tersebut dan tidak harus dalam seluruh siklus
hidupnya. Dengan demikian biaya, tenaga dan waktu dapat ditekan sekecil mungkin
dan efektifitas kerja menjadi meningkat.
Gulma dan pertanaman adalah sama-sama tumbuhan yang
mempunyai kebutuhan serupa untuk pertumbuhan normalnya. Perbedaan sifat dan
habitus tumbuhan merupakan penyebab terjadinya kompetisi intra spesifik dan
kompetisi inter spesifik.
Dalam pertumbuhan tanaman terdapat
selang waktu tertentu di mana tanaman sangat peka atau sensitif terhadap
persaingan gulma, sehingga pada periode tersebut perlu dilakukan pengendalian,
dan jika tidak maka hasil tanaman akan menurun. Pada umumnya periode kritis
terjadi pada saat 25 – 33 % pertama pada siklus hidupnya atau pada saat ¼
– 1/3 pertama dari umur pertanaman. Dengan diketahui
periode kritis suatu tanaman maka saat penyiangan yang tepat menjadi tertentu.
Penyiangan gulma dilakukan pada saat periode kritis.
3. ALLELOPATI
Tumbuh-tumbuhan juga dapat bersaing
antar sesamanya secara interaksi biokimiawi, yaitu salah satu tumbuhan
mengeluarkan senyawa beracun ke lingkungan sekitarnya dan dapat mengakibatkan
gangguan pertumbuhan tumbuhan yang ada di dekatnya. Interaksi biokimiawi antara
gulma dan pertanamanan antara lain menyebabkan gangguan perkecambahan biji,
kecambah jadi abnormal, pertumbuhan memanjang akar terhambat, perubahan susunan
sel-sel akar dan lain sebagainya.
Beberapa species gulma menyaingi
pertanaman dengan mengeluarkan senyawa beracun dari akarnya (root exudates atau
lechates) atau dari pembusukan bagian vegetatifnya. Persaingan yang timbul
akibat dikeluarkannya zat yang meracuni tumbuhan lain disebut alelopati
dan zat kimianya disebut alelopat. Umumnya senyawa yang dikeluarkan
adalah dari golongan fenol.
Tidak semua gulma mengeluarkan senyawa beracun.
Spesies gulma yang diketahui mengeluarkan senyawa racun adalah alang-alang (Imperata
cylinarica), grinting (Cynodon dactylon), teki (Cyperus rotundus), Agropyron
intermedium, Salvia lenocophyela dan lain-lain.
2. Gulma Yang Berpotensi Alelopati
Alelopati dapat meningkatkan
agresivitas gulma di dalam hubungan interaksi antara gulma dan tanaman melalui
eksudat yang dikeluarkannya, yang tercuci, yang teruapkan, atau melalui hasil
pembusukan bagian-bagian organnya yang telah mati.
Beberapa jenis gulma yang telah
diketahui mempunyai potensi mengeluarkan senyawa alelopati dapat dilihat pada
tabel berikut ini.
Jenis gulma yang mempunyai aktivitas alelopati
Jenis gulma
|
Jenis tanaman pertanian yang peka
|
Abutilon theoprasti
|
beberapa jenis
|
Agropyron repens
|
berbagai jenis
|
Agrostemma githago
|
Gandum
|
Allium vineale
|
Oat
|
Amaranthus spinosus
|
Kopi
|
Ambrosia artemisifolia
|
berbagai jenis
|
A. trifida
|
kacang pea, gandum
|
Artemisia vulgaris
|
Mentimun
|
Asclepias syriaca
|
Sorgum
|
Avena fatua
|
berbagai jenis
|
Celosia argentea
|
Bajra
|
Chenopodium album
|
mentimun, oat, jagung
|
Cynodon dactylon
|
Kopi
|
Cyperus esculentus
|
Jagung
|
C. rotundus
|
sorgum, kedelai
|
Euporbia esula
|
kacang pea, gandum
|
Holcus mollis
|
Barli
|
Imperata cylindrica
|
berbagai jenis
|
Poa spp.
|
Tomat
|
Polygonum persicaria
|
Kentang
|
Rumex crisparus
|
jagung, sorgum
|
Setaria faberii
|
Jagung
|
Stellaria media
|
Barli
|
(Sumber : Putnam, 1995)
Telah banyak bukti yang dikumpulkan
menunjukkan bahwa beberapa jenis gulma menahun yang sangat agresif
termasuk Agropyron repens, Cirsium arvense, Sorgum halepense, Cyperus
rotundus dan Imperata cylindrica mempunyai pengaruh alelopati,
khususnya melalui senyawa beracun yang dikeluarkan dari bagian-bagian yang
organnya telah mati.
Telah banyak bukti yang menunjukkan
bahwa senyawa alelopati dapat menghambat pertumbuhan tanaman. Laporan yang
paling awal diketahui mengenai hal ini ialah bahwa pada tanah-tanah bekas
ditumbuhi Agropyron repens, pertumbuhan gandum, oat, alfalfa, dan
barli sangat terhambat.
Alang-alang menghambat pertumbuhan
tanaman jagung dan ini telah dibuktikan dengan menggunakan percobaan pot-pot
bertingkat di rumah kaca di Bogor. Mengingat unsur hara, air dan cahaya bukan
merupakan pembatas utama, maka diduga bahwa alang-alang merupakan senyawa
beracun yang dapat mempengaruhi pertumbuhan jagung. Tumbuhan yang telah mati
dan sisa-sisa tumbuhan yang dibenamkan ke dalam tanah juga dapat menghambat
pertumbuhan jagung. Lamid dkk. (1994) memperlihatkan bahwa semakin tinggi
konsentrasi ekstraks organ tubuh alang-alang, semakin besar pengaruh negatifnya
terhadap pertumbuhan kecambah padi gogo.
Penelitian semacam ini juga telah
banyak dilakukan misalnya pada teki (Cyperus rotundus). Pengaruh teki
terhadap pertumbuhan jagung, kedelai dan kacang tanah juga telah dipelajari
dengan metode tidak langsung. Ekstrak umbi dari teki dalam berbagai konsentrasi
telah digunakan dalam percobaan. Sutarto (1990) memperlihatkan bahwa tekanan
ekstrak teki segar 200 dan 300 g/250 ml air menyebabkan pertumbuhan tanaman
kacang tanah menjadi kerdil dan kurus, serta potensi hasilnya menurun.
Kuantitas dan kualitas senyawa
alelopati yang dikeluarkan oleh gulma dipengaruhi oleh kerapatan gulma, macam
gulma, saat kemunculan gulma, lama keberadaan gulma, habitus gulma, kecepatan
tumbuh gulma dan jalur fotosintesis gulma (C3 atau C4).
Senyawa-senyawa kimia yang mempunyai
potensi alelopati dapat ditemukan di semua jaringan tumbuhan termasuk daun,
batang, akar rizoma, umbi, bunga, buah dan biji. Senyawa-senyawa alelopati
dapat dilepaskan dari jaringan-jaringan tumbuhan dalam berbagai cara termasuk
melalui penguapan, eksudat akar, pencucian dan pembusukan organ tumbuhan.
Beberapa gulma yang berpotensi alelopati baik yang masih hidup atau yang sudah
mati sama-sama dapat melepaskan senyawa alelopati melalui organ yang berada dia
atas tanah maupun yang di bawah tanah.
Beberapa jenis gulma yang berpotensi
mengeluarkan senyawa alelopati ialah Abutilon theoprasti, Agropyron
repens, Agrostemma githago, Allium vineale, Amaranthus spinosus, Ambrosia
artemisifolia, A. trifidia, Artemisia vulgaris, Asclepias syriaca, Avena fatua,
Celosia argentea, Chenopodium album, Cynodon dactylon, Cyperus esculentus, C.
rotundus, Euphorbia esula, Holcus mollis, Imperata cylindrica, Poa spp. ,Polygonum
persicaria, Rumex crispus, Setaria faberii, Stellaria media.
Senyawa alelopati dapat menghambat
penyerapan hara, pembelahan sel-sel akar, pertumbuhan tanaman, fotosintesis,
respirasi, sitesis protein, menurunkan daya permeabilitas membran sel dan
menghambat aktivitas enzim.
Alelopati menghambat pertumbuhan
tanaman. Agropyron repensmenghambat pertumbuhan gandum, oat,
alfalfa dan barli. Alang-alang dan teki baik yang masih hidup maupun yang sudah
mati menghambat pertumbuhan dan menurunkan hasil tanaman budidaya.
IV.Peran
Positif Gulma bagi Lingkungan
Gulma juga mempunyai pengaruh positif dalam lingkungan yaitu bermanfaat untuk:
Ø Melindunngi tanah dari erosi
Imperata
cylindrica, paspalum, conjugatan, axonopus
Gulma –
gulma tersebut menjalar pada perakaran tanah sehingga dapat menahan air
sehingga tidak terjadi erosi.
Ø Menyuburkan tanah
Ø Gulma yang dapat menyuburkan tanah yaitu Centrocema
pubescens, Rureuria Javanica.
Ø Sebagai Inang Pengganti
Gulma juga
dapat berpperan sebagai predator serangga hama atau pathogen
Ø Sebagai Musuh Alami
Contoh gulma
sebagai musuh alami yaitu Cytrohynus lividevenis, Diadema Ecerophaga
Ø Sebagai Trop Crop
Gulma yang
berfungsi sebagai Trop Crop yaitu Tripascum laxum pada teh, Platylenchus
Titonia Diversipolia
Ø Sebagai Tanaman Penghalang
Contohnya
Tagetes patula, Meloidgyne Hapla.
Ø Sebagai Herbalium
V.Cara-Cara
Pengendalian Gulma
Pengendalian dapat
berbentuk pencegahan dan pemberantasan. Mencegahbiasanya lebih murah tetapi
tidak selalu lebih mudah. Di negara-negara yang sedangmembangun kegiatan
pengendalian yang banyak dilakukan orang adalahpemberantasan. Menurut Kapugu
(2006) pengendalian gulma dapat dilakukan dengancara-cara:
1. Preventif
(pencegahan)
Cara ini teruatama ditujukan terhadap
species-species gulma yang sangatmerugikan dan belum terdapat tumbuh di
lingkungan kita. Species gulma asing yangcocok tumbuh di tempat-tempat baru
dapat menjadi pengganggu yang dahsyat(eksplosif). Misalnya kaktus di Australia,
eceng gondok di Asia-Afrika. Cara-cara pencegahan masuk dan menyebarkan gulma
baru antara lain adalah :
a) Dengan pembersihan bibit-bibit pertanaman dari kontaminasi biji-biji
gulma
b) Pencegahan pemakaian pupuk kandang yang belum matang
c) Pencegahan pengangkutan jarak jauh jerami dan rumput-rumput
makananternak.
d) Pemberantasan gulma di sisi-sisi sungai dan saluran-saluran pengairan
e) Pembersihan ternak yang akan diangkut
f) Pencegahan pengangkutan tanaman berikut tanahnya dan lain sebagainya.
Apabila
hal-hal tersebut di atas tidak dapat dilaksanakan dengan baik, makaharus
dicegah pula agar jangan sampai gulma berbuah dan berbunga. Di samping itu juga
mencegah gulma tahunan (perennial weeds)
jangan sampai berbiak terutamadengan cara vegetatif.
2.
Pengendalian gulma secara fisik
Pengendalian
gulma secara fisik ini dapat dilakukan dengan jalan :
a.
Pengolahan tanah
Pengolahan
tanah dengan menggunakan alat-alat seperti cangkul, garu, bajak,traktor dan
sebagainya pada umumnya juga berfungsi untuk memberantas gulma.Efektifitas
alat-alat pengolah tanah di dalam memberantas gulma tergantung beberapa
faktor seperti siklus hidup dari
gulma atau kropnya, dalam dan penyebaran akar,umur dan ukuran infestasi,
macamnya krop yang ditanaman, jenis dan topografi tanahdan iklim.
b.
Pembabatan (pemangkasan, mowing)
Pembabatan
umumnya hanya efektif untuk mematikan gulma setahun danrelatif kurang efektif
untuk gulma tahunan. Efektivitas cara ini tergantung pada waktupemangkasan,
interval (ulangan) dan sebagainya. Pembabatan biasanya dilakukan diperkebunan
yang mempunyai krop berupa pohon, pada halaman-halaman, tepi jalanumum, jalan
kereeta pai, padang rumput dan sebagainya. Pembabatan sebaiknyadilakukan pada
waktu gulma menjelang berbunga atau pada waktu daunnya sedangtumbuh dengan
hebat.
c.
Penggenangan
Penggenangan
efektif untuk memberantas gulma tahunan. Caranya denganmenggenangi sedalam 15 –
25 cm selama 3 – 8 minggu. Gulma yang digenangi haruscukup
terendam, karena bila sebagian daunnya muncul di atas air maka gulmatersebut
umumnya masih dapat hidup.
d.
Pembakaran
Suhu kritis
yang menyebabkan kematian pada kebanyakan sel adalah 4 – 550C, tetapi biji-biji yang kering lebih tahan
daripada tumbuhannya yang hidup.Kematian dari sel-sel yang hidup pada suhu di
atas disebabkan oleh koagulasi padaprotoplasmanya.Pembakaran secara terbatas
masih sering dilakukan untuk membersihkantempat-tempat dari sisa-sisa tumbuhan
setelah dipangkas. Pembakaran umumnyabanyak dilakukan pada tanah-tanah yang non
pertanian, seperti di pinggir-pinggir jalan, pinggir kali, hutan
dan tanah-tanah industri. Keuntungan
pembakaran untuk pemberantasan gulma dibanding dengan pemberantasan secara
kimiawi adalah pada pembakaran tidak terdapat efek residupada tanah dan
tanaman. Keuntungan lain dari pembakaran ialah insekta-insekta danhama-hama
lain serta penyakit seperti cendawan-cendawan ikut dimatikan.Kejelekannya ialah
bahaya kebakaran bagi sekelilingnya, mengurangi kandungan humus atau
mikroorganisme tanah, dapat memperbesar erosi, biji-biji gulma tertentutidak
mati, asapnya dapat menimbulkan alergi dan sebagainya.
e.
Mulsa (mulching, penutup
seresah)
Penggunaan
mulsa dimaksudkan untuk mencegah agar cahaya matahari tidak sampai ke
gulma, sehingga gulma tidak dapat melakukan fotosintesis, akhirnya akanmati dan
pertumbuhan yang baru (perkecambahan) dapat dicegah. Bahan-bahan yangdapat
digunakan untuk mulsa antara lain jerami, pupuk hijau, sekam, serbuk
gergaji,kertas dan plastik.
3.Pengendalian
gulma dengan sistem budidaya
Cara pengendalian ini jiga disebut pengendalian
secara ekologis, oleh karenamenggunakan prinsip-prinsip ekologi yaitu mengelola
lingkungan sedemikian rupasehingga mendukung dan menguntungkan pertanaman
tetapi merugikan bagigulmanya. Menurut Kapugu (2006) di dalam pengendalian
gulma dengan sistembudidaya ini terdapat beberapa cara yaitu :
a.
Pergiliran TanamanPergiliran
tanaman bertujuan untuk mengatur dan menekan populasi gulmadalam ambang yang
tidak membahayakan. Contoh : padi – tebu – kedelai,
padi –tembakau – padi. Tanaman tertentu biasanya mempunyai jenis
gulma tertentu pula,karena biasanya jenis gulma itu dapat hidup dengan leluasa
pada kondisi yang cocok untuk pertumbuhannya. Sebagai contoh gulma teki (Cyperus
rotundus) sering berada dengan baik dan
mengganggu pertanaman tanah kering yang berumur setahun(misalnya pada tanaman
cabe, tomat, dan sebagainya). Demikian pula denganwewehan (Monochoria
vaginalis) di sawah-sawah. Dengan
pergiliran tanaman,kondisi mikroklimat akan dapat berubah-ubah, sehingga gulma
hidupnya tidak senyaman sebelumnya.
b.
Budidaya pertanaman Penggunaan varietas tanaman yang
cocok untuk suatu daerah merupakan tindakan yang sangat membantu mengatasi
masalah gulma. Penanaman rapat agar tajuk tanaman segera menutupi ruang-ruang
kosong merupakan cara yang efektif untuk
menekan gulma. Pemupukan yang tepat merupakan cara untuk mempercepat
pertumbuhan tanaman sehingga mempertinggi daya saing pertanaman terhadap gulma.
Waktu tanaman lambat, dengan membiarkan gulma tumbuh lebih dulu lalu diberantas dengan pengolahan tanah atau herbisida. Baru
kemudian tanaman ditanam pada tanah yang sebagian besar gulmanya telah mati
terberantas.
c. Penaungan dengan tumbuhan penutup (cover crop)Mencegah perkecambahan dan pertumbuhan gulma, sambil membantupertanaman
pokoknya dengan pupuk nitrogen yang kadang-kadang dapat dihasilkansendiri.
4.Pengendalian gulma secara biologis
Pengendalian
gulma secara biologis (hayati) ialah pengendalian gulma dengan menggunakan
organisme lain, seperti insekta, fungi, ternak, ikan dan
sebagainya.Pengendalian biologis yang intensif dengan insekta atau fungi biasanya
hanya ditujukan terhadap suatu species gulma asing yang telah menyebar secara
luas dan iniharus melalui proses penelitian yang lama serta membutuhkan
ketelitian. Juga harus yakin apabila species gulma yang akan dikendalikan itu
habis, insekta atau fungitersebut tidak menyerang tanaman atau tumbuhan lain
yang mempunyai artiekonomis.Sebagai contoh pengendalian biologis dengan insekta
yang berhasil ialahpengendalian kaktus Opuntia spp. Di Australia dengan menggunakan
Cactoblastis cactorum, dan pengendalian
Salvinia sp. dengan menggunakan Cyrtobagoussingularis. Demikian
juga eceng gondok ( Eichhornia crassipes) dapat dikendalikansecara biologis dengan kumbang penggerek
Neochetina bruchi danNeochetinaeichhorniae.
Sedangkan jamur atau fungi yang berpotensi dapat mengendalikangulma secara
biologis ialah Uredo eichhorniae untuk
eceng gondok, Myrothesiumroridum untuk
kiambang , dan Cerospora sp. untuk
kayu apu. Di sampingpengendalian biologis yang tidak begitu spesifik terhadap
species-species tertentuseperti penggunaan ternak dalam pengembalaan, kalkun
pada perkebunan kapas, ikanyang memakan gulma air dan sebagainya.
5. Pengendalian gulma secara kimiawi
Pengendalian gulma secara kimiawi adalah pengendalian gulma
denganmenggunakan herbisida. Yang dimaksud dengan herbisida adalah senyawa
kimiayang dapat digunakan untuk mematikan atau menekan pertumbuhan gulma,
baik secara selektif maupun non selektif. Macam herbisida yang dipilih
bisa kontak maupun sistemik, dan penggunaannya bisa pada saat pratanam, pratumbuh
atau pascatumbuh.Keuntungan pengendalian gulma secara kimiawi adalah cepat dan
efektif,terutama untuk areal yang luas. Beberapa segi negatifnya ialah bahaya
keracunantanaman, mempunyai efek residu terhadap alam sekitar dan sebagainya.
Sehubungandengan sifatnya ini maka pengendalian gulma secara kimiawi ini harus
merupakanpilihan terakhir apabila cara-cara pengendalian gulma lainnya tidak
berhasil. Untuk berhasilnya cara ini memerlukan dasar-dasar pengetahuan
yang cukup dan untuk ituakan diuraikan tersendiri lebih lanjut.
6. Pengendalian gulma secara terpadu
Pengendalian gulma secara terpadu yaitu pengendalian gulma
denganmenggunakan beberapa cara secara bersamaan dengan tujuan untuk mendapatkanhasil
yang sebaik-baiknya. Walaupun telah dikenal beberapa cara pengendaliangulma
antara lain secara budidaya, fisik, biologis dan kimiawi serta preventif,
tetapitidak satupun cara-cara tersebut dapat mengendalikan gulma secara tuntas.
Untuk dapat mengendalikan suatu species gulma yang menimbulkan masalah
ternyatadibutuhkan lebih dari satu cara pengendalian. Cara-cara yang
dikombinasikan dalam cara pengendalian secara terpadu initergantung pada
situasi, kondisi dan tujuan masing-masing, tetapi umumnyadiarahkan agar
mendapatkan interaksi yang positif, misalnya paduan antarapengolahan tanah
dengan pemakaian herbisida, jarak tanam dengan penyiangan,pemupukan dengan
herbisida dan sebagainya, di samping cara-cara pengelolaanpertanaman yang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar