"MIKROBA RUMEN
DAPAT MEMETABOLISASI SENYAWA LIPID YANG LEBIH KOMPLEKS, SEDANGKAN MONOGASTRIK
HANYA DAPAT MEMANFAATKAN TRIGLISERIDA”
NAMA : RAHMA NINGSI
NIM : I 111 12 295
KELAS : GANJIL

FAKULTAS
PETERNAKAN
UNIVERSITAS
HASANUDDIN
MAKASSAR
2013
PENGERTIAN TERNAK RUMINANSIA DAN NON
RUMINANSIA
Ternak
ruminansia adalah ternak atau hewan yang memiliki empat buah lambung dan
mengalami proses memamahbiak atau proses pengembalian makanan dari lambung ke
mulut untuk di mamah. Contoh hewan ruminansia ini adalah ternak sapi, kerbau,
dambing serta ternak domba.
Ternak
non ruminansia adalah ternak atau hewan yang memiliki satu lambung atau di
sebutjuga dengan ternak monogastrik. Contohnya : ayam, burung, kuda serta babi. Saluran pencernaan ruminansia dan non
ruminansia.
PROSES METABOLISME LEMAK DALAM
TUBUH RUMINANSIA OLEH MIKROBA RUMEN.
lemak dalam pakan ruminansia terdapat dalam pakan hijauan
meupun konsentrat. Pencernaan lemak dalam rumen mengalami 2 proses penting,
yaitu:
·
Lipolisis
Lemak adatu trigliserida dihidrolisis oleh bakteri rumen
menghasilkan gliserol dan asam lemak serta galaktosa. Gliserol dan galaktosa
selanjutnya diubah menjadi VFA khususnya propionat.
·
Biohidrogenase
Asam lemak tidak jenuh oleat (18:1), linoleat (18:2), dan
linoleat (18:3) mengalami penjenuhan dengan penambahan H+ (hidrogenasi)
dengan hasil akhir asam stearat (18:0).
Pada
ternak ruminansia, lemak dihidrolisa menjadi asam lemak bebas dan gliserol oleh
mikro organisme rumen sedangkan lesitin dihidrolisa menjadi lisolesitin dan
asam lemak bebas. Kemudian asam lemak bebas, lesitin, dan lisolesitin bergabung
membentuk misel. Di dalam epitelium usus halus, misel terurai kembali menjadi
komponen-komponen pembentuknya. Asam lemak bebas akan menjadi fatty acyl ko-A
yang selanjutnya menjadi trigliserida melalui jalur asam phospotidik.
Trigliserida yang terbentuk ini bergabung dengan lesitin dan lipoprotein
membentuk chilomikron. Dalam bentuk inilah lemak diabsorbsi kedalam pembuluh
limpha dan terus diangkut ke hati.
Di dalam hati, chilomikron diubah menjadi trigliserida
yang selanjutnya menjadi gliserol dan asam lemak bebas. Kedua senyawa ini
digunakan sebagai sumber energi atau diubah kembali menjadi trigliserida dan
fosfolipida dilepas kembali ke aliran darah dan terus diangkut ke jaringan
adipose dan disimpan sebagai trigliserida. Gliserol digunakan oleh hati dan
jaringan tubuh lainnya sedangkan jaringan adipose tidak digunakan karena tidak
mempunyai enzim gliserol-kinase yang dapat merubah gliserol menjadi L-⍺-gliserolfosfat.
·
Sistem Transportasi dan Penyimpanan
Lipida
Lipida disimpan di jaringan adiposa sebagai triasil
gliserol, jumlah penyimpanan tergantung jumlah dan komposisi pakan. Hati dan
jaringan adiposa merupakan organ yang mengatur homeostasis metabolisme lipida.
Hati mempunyai sistem enzimatik untuk sintesa asam lemak,
cholesterol, pospolipid, dan asam empedu sehingga mengurangi keracunan dan di
ekskresi melalui urine dan feses serta oksidasi asam lemak menjadi CO2 atau
benda keton.
Bila akumulasi lipida di hati meningkat maka fungsi hati
menurun. Bila hewan kekurangan energi maka triasil gliserol (TAG) di jaringan
adiposa dihidrolisa menjadi gliserol dan asam lemak. Hasil hidrolisa ini
menghasilkan energi untuk tumbuh. Proses jaringan ini dikontrol oleh sistem saraf
dan endokrin.
Pada hewan ruminansia komposisi asam lemak di jaringan
adipose tidak resposive terhadap perubahan pakan karena mikroorganisme dalam
rumen dapat merubah dari lemak tak jenuh menjadi jenuh. Triasil gliserol di
jaringan adiposa juga dapat disintesa dari glukosa dan asam asetat. Hormon yang
terlibat pada proses sintesa TAG dan asam lemak adalah insulin melalui proses
kenaikan glukosa dalam membran sel dan menaikkan aktivitas enzim lipogenik.
Sedangkan hormon-hormon epinephirine, glucagon, dan adrenocorticotropic
mengakibatkan lipolisis TAG dan NEFA di jaringan adiposa dan masuk ke plasma
darah melalui proses perubahan ATP menjadi c AMP yang melibatkan enzim lipase.
PROSES PEMANFAATAN TRIGLISERIDA OLEH
MONOGESITRIK
Hewan monogesitrik adalah hewan yang memiliki lambung
tunggal sehingga tidak dapat mensitesis lemak kompleks tetapi hanya dapat
memanfaatkan tridgliserida.
Pada monogastrik, trigliserida dikonversi menjadi
monogliserida lalu menjadi asam lemak bebas dan gliserol, membentuk misel dan
masuk ke pembuluh darah. Menjadi kilomikron dalam bentuk trigliserida lalu ke
ke limpa, atau asam lemak rantai pendek dan menengah langsung ke portal darah.
LIPID
Lipid adalah senyawa organik yang
terdapat pada jaringan tanaman dan hewan, mempunyai sifat larut dalam pelarut
organik seperti benzene, ether atau chloroform dan hanya sebagian kecil larut
di dalam air.
Lipid terbagi dua kelompok yaitu yang membentuk sabun
(saponifiable)dan yang tidak membentuk sabun (non saponifiable). Yang membentuk
sabun dalam bentuk sederhana adalah trigliserida, ketika dihidrolisis dengan
alkali menghasilkan gliserol dan sabun. Trigliserida akan berbentuk cairan pada
suhu ruang (asam lemak tidak jenuh) dan akan menjadi padat
(margarin) ketika ikatan rangkapnya mengalami hidrogenasi, misalnya asam oleat
berubah menjadi stearat. Sedangkan yang lebih kompleks adalah fosfolipid
misalnya lesitin dan glikolipid yaitu komponen utama pada tanaman. Senyawa
lipid yang tidak membentuk sabun yang popular adalah steroid (sterol) dan karotinoid
yaitu pigmen tanaman dan merupakan vitamin yang larut dalam lemak. Asam-asam
lemak tidak jenuh (mempunyai ikatan rangkap) yang esensial adalah asam linoleat
(C 18:2), asam linolenat (C 18:3), dan arakidonat (C 20:4). Arakidonat dapat
disintesa dari asam linoleat. Pada alat pencernaan ruminansia, mikroba rumen
dapat memetabolisasi senyawa lipid yang lebih komplek, sedang monogastrik hanya
dapat memanfaat
kan
trigliserida saja.
Metabolisme Lipid
Pada monogastrik, trigliserida dikonversi menjadi monogliserida
lalu menjadi asam lemak bebas dan gliserol, membentuk misel dan masuk ke
pembuluh darah. Menjadi kilomikron dalam bentuk trigliserida lalu ke limpa,
atau asam lemak rantai pendek dan menengah langsung ke portal
darah. Pada ruminansia, lesitin dikonversi
menjadi lisolesitin, bercampur dengan partikel digesta dan garam-garam empedu
membentuk misel lalu kepembuluh darah, membentuk kilomikron baik trigliserida,
lesitin dan lipoprotein masuk ke limpa. Tidak ada asam lemak rantai pendek atau
menengah yang langsung ke portal darah. Pakan hijauan dan biji-bijian umumnya
berbentuk lemak tidak jenuh.
Hidrolisis lipid yang teresterifikasi oleh lipase asal
mikroba akan membebaskan asam-asam lemak bebas, sehingga galaktosa dan gliserol
akan difermentasi menjadi VFA. Asam lemak tak jenuh (linoleat dan linolenat)
akan dipisahkan dari kombinasi ester, dihidrogenasi oleh bakteria menghasilkan
asam monoenoat (pertama) dan asam stearat (terakhir). Sebagian besar asam lemak
esensial akan rusak oleh karena proses biohidrogenasi, namun ternak tidak
mengalami defisiensi. Sebagian kecil asam lemak esensial yang lolos dari proses
di dalam rumen tersebut, sudah dapat memenuhi kebutuhan ternak. Mikroba rumen
juga mampu mensintesis beberapa asam lemak rantai panjang dari propionat dan
asam lemak rantai cabang dari kerangka karbon asam-asam amino valin, leusin dan
isoleusin. Asam-asam lemak tersebut akan diinkorporasikan ke dalam lemak susu
dan lemak tubuh ruminansia.
Kebanyakan lipid di ruminan masuk ke duodenum sebagai asam
lemak bebas dengan kandungan asam lemak jenuh yang tinggi. Monogliserida yang
dominan pada monogastrik, pada ruminan akan mengalami hidrolisis di dalam
rumen, sehingga sangat sedikit terdapat pada ruminan. Ternak ruminansia yang
masih muda mempunyai kemampuan untuk mengkonversi glukosa menjadi asam-asam
lemak, namun ketika rumen berfungsi, kemampuan itu hilang dan asetat menjadi
sumber karbon utama yang digunakan untuk mensintesis asam-asam lemak. Asetat
akan didifusi masuk kedalam darah dari rumen dan dikonversi di jaringan menjadi
asetil-CoA, dengan energi berasal dari hidrolisis ATP menjadi AMP. Jalur ini
terjadi di tempat penyimpanan lemak tubuh yaitu jaringan adiposa (di bawah
kulit, jantung dan
ginjal).
Konversi asetil-CoA menjadi asam-asam lemak rantai panjang
sama terjadinya antara ruminan dan monogastrik. Lemak akan mengalami proses
hidro lisis dan oksidasi, yang mana lebih
lanjut akan mengalami ketengikan. Degradasi hidrolisis dari lemak
menjadi asam-asam lemak dan gliserol
merupakan hasil kerja dari enzim lipase, namun jika terjadi ketengikan
hidrolisis, tidak akan mengubah nilai gizi namun kurang disukai manusia. Sedangkan jika terjadi
proses oksidasi akan menimbulkan terjadinya ketengikan oksidatif dimana nilai
gizi akan berubah, kandungan asam-asam lemak akan rusak.
Penggunaan dan Partisi Energi dari Pakan Energi pakan yang
dikonsumsi ternak dapat digunakan dalam 3 cara: (1) menyediakan energi untuk
aktivitas; (2) dapat dikonversi menjadi panas; dan (3) dapat disimpan sebagai
jaringan tubuh. Kelebihan energi pakan yang dikonsumsi setelah terpenuhi untuk
kebutuhan pertumbuhan normal dan metabolisme biasanya disimpan sebagai lemak.
Kelebihan energi tersebut tidak dapat dibuang (diekskresikan) oleh tubuh
ternak.
Energi disimpan di dalam
karbohidrat, lemak dan protein dari bahan makanan. Semua bahan tersebut
mengandung karbon (C) dan hidrogen (H) dalam bentuk yang bisa dioksidasi
menjadi karbondioksida (CO2) dan air (H2O) yang menunjukan energi potensial
untuk ternak. Jumlah panas yang diproduksi ketika pakan dibakar secara sempurna
dengan adanya oksigen dapat diukur dengan alat kalorimeter bom dan disebut
Energi Bruto (EB) dari pakan.
Persentase EB yang dapat dimanfaatkan oleh tubuh ternak dan
digunakan untuk mendukung proses metabolik tergantung kemampuan ternak untuk
mencerna bahan makanan. Pencernaan mencerminkan proses fisika dan kimia yang
terjadi dalam saluran pencernaan dan menyebabkan pecahnya senyawa kimia
kompleks dalam pakan menjadi molekul lebih kecil yang dapat diserap dan
digunakan oleh ternak.
Energi yang diserap tersebut disebut Energi Dapat Dicerna (EDD) Pada ternak
non-ruminansia, kehilangan energi lebih lanjut terjadi melalui urin berupa limbah yang mengandung nitrogen dan
senyawa lain yang tidak dioksidasi oleh
tubuh ternak serta untuk ternak ruminansia selain melalui urin, kehilangan
energi juga melalui pembentukan gas methan. EDD dikurangi energi yang hilang melalui urin (non-ruminansia)
atau urin+methan (ruminansia) disebut Energi Metabolis (EM) pakan. Selama
proses metabolisme zat makanan, terjadi kehilangan energi yang
disebut
Heat Increament Sisa energi dari pakan yang tersedia bagi ternak untuk
digunakan keperluan hidup pokok (maintenance) dan produksi disebut energi neto
(EN).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar